Kalteng Mantapkan Langkah Menuju Era Digital: Pemprov Luncurkan Aplikasi Huma Betang dan QRIS Tap untuk Layanan Publik

EKONOMI LOKAL

PRADANAMEDIA / PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) terus memperkuat komitmen menuju transformasi digital dengan meluncurkan aplikasi Huma Betang, sebuah inovasi pembayaran pajak kendaraan bermotor secara daring.

Peluncuran aplikasi tersebut dilakukan bertepatan dengan pengenalan teknologi QRIS Tap oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalteng dalam acara Borneo Digital Economy Creative Festival (Decafest) 2025 yang digelar di Duta Mall Palangka Raya, Jumat (24/10).

Dalam sambutannya, Gubernur Kalteng Agustiar Sabran menegaskan bahwa digitalisasi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi pelayanan publik sekaligus memperkuat daya saing daerah di era ekonomi digital.

“Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Namun, kami ingin memastikan kemajuan ini tetap berpijak pada nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi jati diri masyarakat Kalimantan Tengah,” ujar Agustiar.

Menurutnya, aplikasi Huma Betang bukan sekadar sarana pembayaran daring, tetapi juga simbol inovasi daerah yang merepresentasikan semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Kalteng.

Melalui aplikasi ini, masyarakat kini dapat membayar pajak kendaraan bermotor secara lebih cepat, transparan, dan efisien tanpa harus datang langsung ke kantor Samsat.

“Kami berharap Huma Betang tidak hanya mempermudah pelayanan publik, tetapi juga memperkuat ekosistem digital daerah serta meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pajak masyarakat,” tambah Agustiar.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Kalteng Yuliansah Andrias menjelaskan bahwa peluncuran QRIS Tap menjadi bagian dari upaya memperluas akses sistem pembayaran digital di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.

Teknologi QRIS Tap memungkinkan masyarakat bertransaksi cukup dengan menempelkan (tap) ponsel tanpa perlu memindai kode QR, sehingga menghadirkan pengalaman transaksi yang lebih cepat, mudah, dan aman.

“QRIS Tap kami harapkan dapat memperluas literasi dan inklusi keuangan digital hingga ke pelosok daerah, terutama bagi para pelaku UMKM,” terang Yuliansah.

Yuliansah juga memaparkan, sepanjang Januari hingga Agustus 2025, transaksi melalui QRIS di Kalteng mencapai 16,5 juta kali dengan nilai transaksi menembus Rp2,2 triliun — meningkat lebih dari 100 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Menariknya, lebih dari 98 persen merchant QRIS di Kalteng merupakan pelaku UMKM, yang menjadi indikator kuat bahwa digitalisasi ekonomi di Kalteng tumbuh dari akar ekonomi rakyat.

“UMKM adalah tulang punggung ekonomi daerah sekaligus motor utama transformasi digital. Kami ingin memastikan mereka menjadi bagian penting dari era ekonomi digital yang inklusif dan berkeadilan,” tutup Yuliansah.

Peluncuran dua inovasi digital ini menjadi momentum penting bagi Kalimantan Tengah untuk mempercepat integrasi layanan publik berbasis teknologi sekaligus memperkuat identitas lokal dalam setiap langkah pembangunan digitalnya.

Dengan sinergi antara Pemprov dan Bank Indonesia, Kalteng menegaskan diri sebagai salah satu provinsi yang adaptif terhadap perubahan zaman tanpa meninggalkan akar budaya dan nilai-nilai luhur masyarakatnya. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *