Jamuan Damai di Tengah Suhu Politik: Dua Kandidat PSU Barito Utara Bertemu Gubernur Kalteng di Istana Isen Mulang

LOKAL PEMERINTAHAN POLITIK

**PRADANA MEDIA / PALANGKA RAYA – Pertemuan ini menjadi simbol penting bahwa kontestasi politik, sesengit apa pun, tidak harus mengorbankan etika dan persatuan. Di tengah ketegangan pasca-PSU, langkah Gubernur Agustiar mengundang dua rival politik dalam satu meja makan menjadi isyarat kuat bahwa demokrasi dapat dirawat dengan dialog dan kesantunan. Publik kini menanti, bukan hanya hasil akhir Pilkada, tapi juga sikap kenegarawanan para kandidat dalam menyikapi hasil tersebut.

Dalam suasana pasca-Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Barito Utara yang masih menunggu hasil resmi, Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, mengundang kedua kandidat calon bupati untuk makan siang bersama di Istana Isen Mulang, Jumat (8/8).

Pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Gubernur itu menyedot perhatian publik, setelah rekaman video pertemuan mereka beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat Gubernur Agustiar duduk di tengah dua kandidat—Shalahuddin (nomor urut 01) dan Jimmy Carter (nomor urut 02)—di sebuah meja bundar sambil menikmati hidangan santai.

Shalahuddin membenarkan kehadirannya dalam jamuan makan siang tersebut. Ia menyebut pertemuan itu sebagai ajang silaturahmi semata.

“Makan siang bersama saja, untuk mempererat silaturahmi,” ujar Shalahuddin saat dikonfirmasi awak media melalui pesan daring.

Sementara itu, Jimmy Carter menyatakan bahwa kehadirannya merupakan bentuk penghormatan terhadap Gubernur Kalteng sebagai Kepala Daerah.

“Kedatangan saya murni untuk menghormati dan menghargai undangan Pak Gubernur, karena beliau adalah kepala wilayah, sekaligus figur orang tua bagi kita semua,” jelas Jimmy.

Jimmy juga menambahkan bahwa dalam jamuan tersebut, Gubernur Agustiar menyampaikan harapannya agar situasi di Barito Utara tetap kondusif dan pembangunan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

“Terkait dinamika politik, biarlah mengalir sesuai proses. Saya pun akan terus berkoordinasi dengan tim,” katanya.

Lebih lanjut, Jimmy mengungkap bahwa timnya telah mengumpulkan sejumlah bukti dugaan pelanggaran pemilu, termasuk indikasi politik uang dan pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

“Saya menghargai kerja keras tim yang telah mengumpulkan bukti-bukti itu,” ujarnya.

Adapun PSU Pilkada Barito Utara yang merupakan pelaksanaan dari putusan Mahkamah Konstitusi, telah digelar pada 6 Agustus 2025. Sampai saat ini, kedua kandidat masih menantikan hasil resmi yang akan diumumkan oleh pihak penyelenggara pemilu.

Menanggapi pertemuan ini, Gubernur Agustiar menegaskan bahwa dirinya tidak memihak salah satu calon. Ia mengajak semua pihak menjaga suasana damai dan menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya.

“Yang menang bukan kandidat, tapi masyarakat Barito Utara,” tegas Agustiar dalam video yang beredar. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *