**PRADANAMEDIA/ PALANGKA RAYA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Palangka Raya, Zainal Arifin, dalam momentum Idulfitri 1446 H mengajak umat Islam untuk menjaga integritas diri sebagai hasil dari ibadah selama bulan Ramadan. Menurutnya, Idulfitri bukan sekadar perayaan, melainkan simbol keberhasilan dalam menempa diri menuju kesucian dan kedewasaan spiritual.
“Ibadah Ramadan membentuk pribadi yang beriman kuat, memiliki keyakinan yang teguh, serta hati yang bersih. Idulfitri menjadi titik awal bagi kita untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Zainal pada Selasa (1/4).

Tiga Pilar Integritas Diri
Zainal menegaskan pentingnya menjaga integritas melalui tiga aspek utama, yakni mengendalikan lisan, menegakkan kejujuran dan kedisiplinan, serta menghindari hal-hal yang syubhat atau meragukan. Ia menekankan bahwa keselamatan seseorang sangat bergantung pada kemampuannya menjaga ucapan, baik dalam kehidupan nyata maupun di media sosial agar tidak terjerumus dalam penyebaran hoaks, fitnah, atau ujaran kebencian.
“Keselamatan seseorang bergantung pada bagaimana ia menjaga lisannya,” tegasnya.
Selain itu, kejujuran juga menjadi fondasi utama dalam membangun kehidupan yang bermartabat. Ia mengingatkan bahwa ibadah puasa mengajarkan kejujuran karena hanya individu dan Allah yang mengetahui kesungguhan seseorang dalam menjalankannya.
“Kejujuran adalah kunci kepercayaan. Tanpa kejujuran, kita kehilangan pondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya menjauhi hal-hal yang syubhat, terutama dalam aspek makanan dan keputusan hidup. Menurutnya, umat Islam harus berhati-hati dalam memastikan kehalalan makanan serta menjalankan prinsip etika yang jelas dalam setiap tindakan.
Idulfitri Sebagai Ujian Konsistensi
Menurut Zainal, Idulfitri bukan hanya momen kemenangan, tetapi juga ujian bagi umat Islam dalam mempertahankan kualitas diri yang telah ditempa selama Ramadan. Ia mengajak masyarakat untuk berani mengakui kesalahan, bertaubat, serta memaafkan orang lain, meskipun mereka tidak memintanya.
“Idulfitri bukan sekadar perayaan kemenangan, tetapi awal dari komitmen untuk terus menjaga nilai-nilai yang telah ditanamkan selama Ramadan,” pungkasnya. (RH)
