**PRADANAMEDIA / PALANGKA RAYA — Suasana malam akhir pekan di Kota Palangka Raya kembali semarak dengan digelarnya Huma Betang Night untuk keenam kalinya, Sabtu malam (19/07). Kegiatan ini digelar di jantung kota, tepatnya di Bundaran Besar, dan menjadi magnet hiburan serta ruang ekspresi budaya bagi warga ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.
Digagas oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Huma Betang Night merupakan bagian dari program Car Free Night yang mengusung semangat pelestarian budaya, penguatan ekonomi lokal melalui UMKM, serta hiburan yang dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
Ribuan warga tampak antusias memadati lokasi, menikmati aneka pertunjukan seni tradisional, penampilan musik lokal, serta jajanan khas yang dijajakan para pelaku usaha mikro dan kreatif.
Dalam sambutannya, Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebatas hiburan malam semata, tetapi merupakan gerakan kolektif untuk merawat identitas daerah di tengah arus modernisasi.

“Car Free Night dan Huma Betang Night adalah simbol komitmen kita untuk menjaga nilai-nilai budaya lokal, menumbuhkan kecintaan terhadap seni, serta menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Zaman boleh berubah, tapi adat dan budaya harus tetap hidup dan berkembang,” ujar Gubernur Agustiar.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun Kalteng yang berkah, maju, dan sejahtera, sejalan dengan visi besar menuju Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng, Leonard S. Ampung, dalam laporannya menyampaikan bahwa Huma Betang Night telah menjadi wadah yang strategis untuk menyalurkan kreativitas seniman lokal serta menghidupkan geliat ekonomi pelaku UMKM.
“Malam ini kita menyaksikan kembali semangat kebersamaan warga melalui pertunjukan tari dan musik yang menghibur. Ini merupakan bukti nyata perhatian Bapak Gubernur terhadap pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi kreatif,” tuturnya.
Leonard juga memaparkan bahwa berdasarkan data panitia, pelaksanaan Huma Betang Night mampu mendorong perputaran uang di kisaran Rp400 hingga Rp500 juta setiap gelaran, menandakan kontribusi positif terhadap ekonomi daerah.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, panitia menyediakan kantong sampah dan tempat pembuangan sampah sementara di area acara. Leonard turut mengajak masyarakat agar bersama menjaga kebersihan selama kegiatan berlangsung.
“Daripada menghabiskan waktu akhir pekan ke luar kota, lebih baik kita nikmati kebersamaan di daerah sendiri. Mari kita mulai dari langkah kecil: buang sampah pada tempatnya, jaga kebersihan mulai dari rumah, dari keluarga,” pungkasnya.
Dengan semakin kuatnya dukungan masyarakat, Huma Betang Night kini bukan sekadar agenda rutin, melainkan telah menjelma menjadi ikon budaya dan ekonomi kreatif yang memperkokoh semangat “Kalteng Berkah” di tengah perubahan zaman. (RH)
