Duka di Bangkok: Gedung 30 Lantai Runtuh Seketika, Pekerja Konstruksi Ceritakan Detik-Detik Mencekam

INTERNASIONAL

Pradanamedia/Bangkok – Seorang pekerja konstruksi yang selamat dari runtuhnya gedung pencakar langit di Bangkok akibat gempa magnitudo 7,7 menceritakan momen mengerikan yang dialaminya. Gedung 30 lantai yang masih dalam tahap pembangunan itu ambruk hanya dalam hitungan detik saat gempa mengguncang pada Jumat (28/3).

Dilansir AFP, Sabtu (29/3), keluarga para korban berkumpul di sekitar reruntuhan dengan air mata dan doa, berharap sanak saudara mereka yang masih tertimbun dapat ditemukan dalam keadaan hidup. Gedung yang sedang dibangun ini awalnya direncanakan menjadi kantor pemerintahan.

Kesaksian Pekerja: Runtuh dalam Sekejap

Khin Aung, salah satu pekerja yang selamat, mengungkapkan bahwa gedung tersebut runtuh tepat setelah sif kerjanya berakhir.

“Saya baru saja keluar untuk mengambil air setelah sif saya selesai pukul 01.00 siang. Saya sempat bertemu adik saya sebelum meninggalkan lokasi,” tuturnya.

Namun, hanya berselang 20 menit, gempa mulai mengguncang Bangkok. Getaran kuat langsung merobohkan gedung yang masih dalam konstruksi tersebut.

“Saya melihat debu di mana-mana dan langsung berlari menyelamatkan diri. Saya mencoba menelepon saudara saya melalui panggilan video. Salah satu teman saya mengangkat telepon, tapi saya tidak bisa melihat wajahnya, hanya mendengar suara langkahnya berlari. Saat itu, gedung mulai bergetar hebat, lalu tiba-tiba sambungan terputus, dan gedung itu runtuh,” kenangnya.

Pihak berwenang memperkirakan sekitar 100 pekerja masih terjebak di bawah reruntuhan. Sejauh ini, lima korban tewas telah dikonfirmasi, namun jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.

“Saya tidak bisa mengungkapkan perasaan saya. Semua saudara dan teman saya ada di dalam gedung saat runtuh. Ini terjadi begitu cepat, saya kehilangan kata-kata,” lanjut Khin Aung dengan suara bergetar.

Harapan yang Semakin Tipis

Situasi di Bangkok semakin mencekam. Banyak gedung lama terus dirobohkan dan digantikan dengan pencakar langit baru, sebagian besar dibangun oleh tenaga kerja dari Myanmar.

Banyak keluarga pekerja dari Myanmar berbondong-bondong ke lokasi kejadian, berharap mendapatkan kabar baik. Khin Aung sendiri sudah bekerja di Bangkok bersama saudaranya selama enam bulan terakhir.

“Saya mendengar ada 20 pekerja yang dilarikan ke rumah sakit, tapi saya tidak tahu siapa mereka. Saya hanya berharap saudara saya ada di antara mereka. Jika mereka masih di bawah reruntuhan, saya takut tidak ada harapan lagi,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, Chanpen Kaewnoi (39), seorang wanita Thailand, juga menunggu dengan cemas kabar dari ibu dan saudara perempuannya yang berada di dalam gedung saat runtuh.

“Rekan kerja saya menelepon dan bilang tidak bisa menemukan ibu dan saudara perempuan saya. Saya berharap mereka selamat. Saya masih memiliki harapan, meskipun hanya 50 persen,” ujarnya dengan suara lirih.

Tim penyelamat terus bekerja keras mencari korban tanpa memperparah kondisi reruntuhan. Hingga saat ini, korban tewas akibat gempa di Myanmar mencapai 1.002 jiwa, sementara di Thailand, jumlah korban jiwa sudah mencapai delapan orang.

Upaya pencarian masih berlangsung, dengan harapan menemukan lebih banyak korban selamat di tengah puing-puing kehancuran. (KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *