DPR Tegaskan Dukungan untuk Palestina dan Perempuan Korban Konflik di Forum Parlemen OKI

NASIONAL PEMERINTAHAN

**PRADANAMEDIA/ JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Cucun Ahmad Syamsurijal, menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan memperjuangkan perlindungan bagi perempuan serta anak yang terdampak konflik. Pernyataan ini disampaikan Cucun dalam keterangan pers menyusul keterlibatan DPR dalam Konferensi ke-19 Uni Parlemen Negara-negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC), yang digelar di Jakarta pada Rabu (14/5).

“Sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo, Indonesia secara tegas mendukung kemerdekaan Palestina. DPR RI pun terus berperan aktif melalui berbagai upaya nyata untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina,” ujar politisi Fraksi PKB itu, Kamis (15/5).

Sebagai tuan rumah dalam forum yang mempertemukan parlemen negara-negara OKI, Indonesia mendorong agar keketuaan DPR RI di PUIC dapat dimanfaatkan untuk memperkuat agenda perlindungan terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban konflik bersenjata.

“Salah satu isu krusial yang menjadi perhatian kami adalah bagaimana PUIC dapat menjadi motor penggerak perlindungan terhadap kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak,” jelas Cucun.

Ia menyoroti bahwa perempuan dan anak-anak merupakan pihak yang paling terdampak dalam konflik dan perang, baik secara fisik maupun psikologis. Mereka kerap kehilangan hak dasar, seperti hak atas kesehatan, pendidikan, serta rasa aman.

“Sudah terlalu banyak perempuan dan anak yang menjadi korban perang di berbagai belahan dunia. Ini bukan hanya soal kekerasan fisik, tetapi juga tentang hilangnya akses terhadap hak-hak fundamental mereka,” tambahnya.

Cucun menekankan bahwa sebagai bagian dari komunitas Islam global, negara-negara anggota OKI memiliki tanggung jawab moral dan politik untuk memastikan perlindungan terhadap perempuan dan anak. PUIC, menurutnya, harus menjadi forum yang mampu menghasilkan langkah konkret demi perlindungan dan pemberdayaan kelompok rentan di zona konflik.

“Negara-negara Islam harus menjadi contoh dalam membela kelompok rentan. OKI melalui PUIC memiliki posisi strategis untuk mendorong kebijakan dan anggaran yang berpihak kepada perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak,” ujarnya.

Cucun juga menyoroti pentingnya pengakuan atas peran perempuan sebagai agen perdamaian. Menurutnya, perempuan terbukti memainkan peran penting sebagai mediator, fasilitator, dan pemimpin komunitas dalam proses penyelesaian konflik di berbagai belahan dunia, termasuk di negara-negara Muslim.

“Kita perlu terus menguatkan suara perempuan, mengakui kontribusi mereka, dan menempatkan mereka sebagai aktor utama dalam setiap proses resolusi konflik,” tegasnya.

DPR RI, lanjutnya, berkomitmen untuk mendukung kebijakan dan program yang memperkuat peran perempuan dalam membangun perdamaian melalui fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Parlemen juga harus mendorong pemerintah untuk memprioritaskan anggaran bagi program perlindungan perempuan dan anak, terutama di daerah konflik.

“Sebagai bagian dari komunitas global yang memperjuangkan perdamaian dan keadilan berbasis gender, DPR RI akan terus menjadi mitra strategis dalam mendorong agenda tersebut di tingkat nasional dan internasional,” ungkap Cucun.

Konferensi ke-19 PUIC yang juga menjadi ajang peringatan 25 tahun berdirinya PUIC ini dibuka langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam konferensi tersebut, salah satu sesi utama membahas secara khusus peran strategis perempuan dalam upaya penyelesaian konflik dan pembangunan perdamaian di tingkat lokal maupun regional.

Cucun menutup dengan menyatakan bahwa momentum Sidang ke-19 PUIC ini harus dimanfaatkan untuk mempertegas bahwa perdamaian sejati hanya dapat dicapai jika seluruh masyarakat—termasuk perempuan dan anak—diberdayakan dan dilindungi secara penuh. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *