**GLOBAL/ KUALA LUMPUR – Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Malaysia mengambil langkah diplomatik proaktif dengan mengusulkan pertemuan antar pemimpin kawasan guna merespons kebijakan tarif baru yang diumumkan Amerika Serikat. Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, menyampaikan bahwa dirinya telah menghubungi sejumlah pemimpin negara ASEAN untuk membahas respons kolektif atas langkah proteksionis pemerintahan Presiden Donald Trump.
Dalam upaya menciptakan front bersama, Anwar telah melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra. Selain itu, ia berencana berdiskusi dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dalam waktu dekat.
Langkah ini, menurut Anwar, bukan sekadar reaksi atas dampak ekonomi semata, tetapi juga merupakan wujud komitmen terhadap prinsip keadilan dalam perdagangan internasional.

“Kami ingin memastikan bahwa kebijakan perdagangan tetap adil dan tidak merugikan mitra regional yang selama ini menjalin kerja sama erat dengan AS,” ujar Anwar kepada media usai menunaikan salat Jumat di Masjid Prima Saujana, Kajang (4/4), sebagaimana dikutip dari Bernama.
Meski Malaysia terdampak oleh kebijakan tarif AS, Anwar mengungkapkan bahwa beban tarif yang diterima negaranya masih lebih ringan dibandingkan dengan beberapa negara tetangga.
“Memang kita terkena dampak, namun relatif lebih rendah. Karena itu, kami memutuskan untuk berkonsultasi dengan sesama negara ASEAN untuk mencari langkah bersama,” tambahnya.
Tarif AS Hantam Keras Negara-Negara ASEAN
Kebijakan tarif baru dari AS yang diumumkan pada awal April 2025 mulai menimbulkan kegelisahan di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara di wilayah Indo-China tercatat menjadi yang paling terkena dampak. Berdasarkan lembar fakta Gedung Putih, tarif awal sebesar 10 persen untuk semua negara akan diberlakukan mulai 5 April 2025. Tarif balasan yang lebih tinggi kemudian akan menyasar negara dengan defisit perdagangan tertinggi terhadap AS, efektif mulai 9 April 2025.
Berikut daftar tarif timbal balik yang dikenakan kepada negara-negara ASEAN:
- Kamboja: 49%
- Laos: 48%
- Vietnam: 46%
- Myanmar: 44%
- Thailand: 36%
- Indonesia: 32%
- Brunei & Malaysia: 24%
- Filipina: 17%
- Singapura: 10%
Kebijakan ini dipandang sebagai bentuk tekanan dagang dari pemerintahan Trump terhadap mitra dagang utama yang dianggap merugikan posisi ekonomi AS. Namun di sisi lain, negara-negara ASEAN menilai pendekatan ini dapat merusak stabilitas perdagangan regional dan menghambat pemulihan ekonomi pascapandemi.
Konsolidasi Regional Jadi Kunci
Inisiatif Malaysia dinilai strategis dalam menggalang solidaritas regional. Langkah ini menunjukkan bahwa ASEAN tidak tinggal diam menghadapi tantangan global dan siap mempertahankan kepentingan bersama di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi yang kian kompleks.
Di luar urusan perdagangan, Anwar juga menyampaikan rasa duka dan solidaritas kepada para korban insiden kebakaran pipa gas di Putra Heights, Subang Jaya. Ia turut memimpin doa bersama dengan jemaah sebagai bentuk penghormatan terhadap para penyelamat yang terlibat dalam operasi penanggulangan bencana tersebut. (RH)
