CIA Ditawari Pensiun Dini Massal di Era Trump, Langkah Efisiensi atau Strategi Baru?

INTERNASIONAL

Washington DC – Seluruh staf Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) mendapat tawaran untuk pensiun dini atau mengundurkan diri secara massal dalam kebijakan efisiensi pemerintahan Presiden Donald Trump. Langkah ini menjadikan CIA sebagai badan intelijen pertama yang bergabung dalam program redundansi sukarela yang digagas Trump untuk pegawai federal.

Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), seperti dikutip AFP dan Reuters, Rabu (5/2/2025), kebijakan ini disebut sebagai “buyout,” yaitu tawaran pengunduran diri sukarela dengan insentif finansial bagi pegawai yang bersedia meninggalkan posisinya lebih awal.

Sumber dari Reuters menyebut bahwa langkah ini bertujuan untuk menyesuaikan CIA dengan prioritas pemerintahan Trump saat ini. Dalam pernyataan terpisah, juru bicara CIA menegaskan bahwa program buyout ini sejalan dengan visi Direktur CIA yang baru, John Ratcliffe.

“Direktur Ratcliffe bergerak cepat untuk memastikan tenaga kerja CIA responsif terhadap prioritas keamanan nasional pemerintah. Langkah ini adalah bagian dari strategi holistik untuk memberikan energi baru kepada badan ini,” ujar juru bicara CIA.

Meski demikian, CIA belum mengungkapkan jumlah pegawai yang terdampak atau anggaran yang dialokasikan untuk buyout ini.

Selain itu, WSJ melaporkan bahwa CIA juga membekukan perekrutan calon pegawai yang sebelumnya telah menerima tawaran bersyarat. Bahkan, beberapa tawaran kerja yang tertunda kemungkinan besar akan dibatalkan jika calon pegawai dianggap tidak memiliki latar belakang yang sesuai dengan strategi baru CIA.

Perubahan arah kebijakan CIA ini diduga berkaitan dengan fokus pemerintahan Trump yang menargetkan kartel narkoba, perang dagang global, serta strategi untuk melemahkan China. (KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *