PRADANAMEDIA / PALANGKA RAYA – Program strategis nasional pencetakan sawah baru di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berjalan lamban dan masih jauh dari target. Hingga menjelang akhir tahun 2025, realisasi program baru mencapai sekitar 22 ribu hektare dari total target 71.041 hektare, atau setara 33,74 persen.
Anggota Komisi II DPRD Kalteng, Habib Sayid Abdurrahman, menilai capaian yang rendah tersebut menjadi sinyal perlunya evaluasi menyeluruh dan langkah percepatan dari pihak pelaksana di lapangan.
“Program ini merupakan bagian dari program strategis nasional di bidang ketahanan pangan. Tujuannya jelas, yakni untuk memperkuat swasembada beras nasional. Karena itu, kami mendorong agar pelaksanaannya tidak tersendat,” ujar Habib, Rabu (15/10).

Menurut Habib, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kalteng, bahkan turun langsung ke sejumlah lokasi untuk meninjau progres di lapangan.
“Kami memiliki kekhawatiran karena waktu semakin sempit. Pemerintah daerah dan instansi terkait harus bergerak cepat agar target bisa dicapai sebelum akhir tahun,” tegasnya.
Habib juga menyoroti bahwa target sebesar 71 ribu hektare membutuhkan percepatan kerja nyata dan sinergi lintas sektor, terutama di tingkat teknis dan administratif.
“Dengan progres yang baru sekitar 35 persen, jelas masih perlu dorongan besar. Kami berharap ada langkah konkret agar laju realisasi bisa dikejar,” katanya.
Selain luas lahan, ia menekankan bahwa indikator keberhasilan program tidak hanya diukur dari jumlah hektare yang tercetak, melainkan juga dari kesiapan infrastruktur pendukung dan keberlanjutan produksi.
“Jangan sampai secara fisik lahannya memang terbentuk, tetapi tidak bisa dimanfaatkan karena terkendala irigasi, akses jalan, atau kualitas tanah. Aspek-aspek teknis ini juga harus diperhatikan,” tambahnya.
Politikus yang dikenal vokal dalam isu ketahanan pangan ini menegaskan, pencetakan sawah baru sejatinya harus membawa manfaat langsung bagi masyarakat, khususnya petani di daerah.
“Kita tidak ingin program yang baik ini justru berhenti di angka statistik. Tujuan akhirnya adalah kesejahteraan rakyat dan kemandirian pangan daerah,” tutup Habib.
Program cetak sawah baru merupakan bagian dari upaya nasional memperkuat ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor beras. Kalteng menjadi salah satu provinsi yang ditetapkan sebagai lumbung pangan strategis di kawasan tengah Indonesia, namun realisasi yang lamban kini menjadi sorotan DPRD setempat. (RH)


 
						 
						