Budaya Kalimantan sebagai Identitas IKN: Komitmen Raja Kutai

NASIONAL

Kutai Kartanegara – Dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, budaya lokal memiliki peran penting dalam membentuk identitas ibu kota baru Indonesia. Sultan Adji Muhammad Arifin, Raja Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI, menegaskan bahwa budaya Kutai dan Kalimantan secara umum harus menjadi bagian integral dalam perkembangan IKN.

Peran Budaya Kutai dalam IKN

Kutai sebagai Kerajaan Tertua

  • Wilayah Kutai mencakup Balikpapan, Bontang, Kutai Barat, Marangkayu, hingga Penajam Paser Utara.
  • Sebagai kerajaan tertua di Nusantara, Kutai memiliki sejarah panjang dalam mengayomi dan membangun wilayah-wilayah sekitarnya.

Festival Budaya sebagai Penguatan Identitas

  • Sultan Adji menekankan pentingnya festival budaya tahunan untuk menjaga eksistensi adat istiadat dan kearifan lokal.
  • Balikpapan Fest, yang rutin digelar setiap tahun, berpotensi masuk dalam kalender nasional.
  • Pemerintah daerah tengah mengembangkan konsep agar festival ini menjadi ajang besar bagi seniman dan pelaku budaya.

Kolaborasi dengan Pemerintah Pusat

  • Raja Kutai telah menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa IKN harus beradaptasi dengan budaya Kalimantan.
  • Kebijakan pembangunan IKN diharapkan tidak mengabaikan adat istiadat dan harus selaras dengan nilai-nilai lokal.

Peluang dan Tantangan dalam Pelestarian Budaya

Dukungan dari Pemerintah & Masyarakat: Komitmen bersama antara pemimpin adat, pemerintah, dan masyarakat dapat memperkuat keberlanjutan budaya Kutai.
Event Nasional & Wisata Budaya: Festival-festival budaya dapat menarik wisatawan dan meningkatkan apresiasi terhadap budaya lokal.
Modernisasi & Globalisasi: Tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara modernisasi IKN dengan pelestarian budaya asli.

Budaya Kutai dan Kalimantan memiliki nilai historis dan identitas yang kuat. Sebagai ibu kota baru, IKN harus menjadikan budaya lokal sebagai bagian dari tata kelola dan identitasnya, bukan hanya sekadar simbol. Jika dilakukan dengan baik, IKN dapat menjadi pusat modern yang tetap berakar pada kearifan lokal, menjadikannya model pembangunan ibu kota yang berkelanjutan dan berbudaya. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *