Aliansi Dayak Bersatu Gelar Aksi di DPRD Kalteng, Tolak Keberadaan Ormas GRIB Jaya

LOKAL SOSIAL BUDAYA

PRADANAMEDIA/ PALANGKA RAYA – Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Dayak Bersatu menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Kamis (13/3) pagi. Demonstrasi ini bertujuan untuk menyatakan penolakan terhadap keberadaan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB Jaya) di wilayah Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya.

Dalam aksi tersebut, massa membawa berbagai spanduk yang berisi tuntutan mereka, salah satunya bertuliskan, “Aliansi Dayak Bersatu menolak keberadaan Ormas GRIB di Kalimantan Tengah agar tidak meresahkan.” Para demonstran juga menyampaikan aspirasi mereka melalui orasi dan pernyataan sikap.

Empat Tuntutan Utama

Aliansi Dayak Bersatu menyampaikan empat poin utama sebagai dasar penolakan mereka terhadap GRIB Jaya:

  1. Potensi Gesekan Antar-Ormas Jumlah ormas di Kalimantan Tengah dinilai sudah terlalu banyak, sehingga berpotensi menimbulkan gesekan antar-kelompok. Hal ini dikhawatirkan dapat merugikan masyarakat setempat.
  2. Minimnya Dampak Positif Aliansi menilai keberadaan GRIB Jaya di wilayah Kalteng tidak memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat setempat.
  3. Pemborosan Anggaran Pemerintah Dana yang seharusnya dapat dialokasikan untuk kepentingan publik terserap dalam pembiayaan pembinaan ormas, termasuk GRIB Jaya, sehingga dianggap sebagai pemborosan anggaran oleh Pemerintah Provinsi Kalteng.
  4. Dampak terhadap Investasi Keberadaan GRIB Jaya dinilai dapat menjadi hambatan bagi investor yang ingin berinvestasi di Kalteng. Hal ini diperparah dengan citra negatif GRIB Jaya di tingkat nasional, yang kerap dikaitkan dengan konflik antar-ormas.

Demi Keamanan dan Ketertiban

Juru bicara Aliansi Dayak Bersatu, Eman Supriyadi, menegaskan bahwa aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap keamanan dan ketertiban di Kalimantan Tengah.

“Tujuan utama aksi ini adalah menolak keberadaan GRIB Jaya di Kalteng dengan cara yang sesuai aturan hukum yang berlaku,” ujar Eman.

Ia juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap rekam jejak GRIB Jaya yang memiliki catatan konflik di beberapa daerah lain di Indonesia. Aliansi Dayak Bersatu khawatir bahwa kehadiran ormas ini di Kalteng dapat memicu ketegangan dan mengganggu ketertiban masyarakat.

Lebih lanjut, Eman menegaskan bahwa jika GRIB Jaya tetap beroperasi di Kalimantan Tengah, Aliansi Dayak Bersatu akan menggelar aksi demonstrasi lanjutan sebagai bentuk perlawanan.

“Kami akan terus menyuarakan tuntutan kami. Jika keberadaan GRIB Jaya tidak dihentikan, maka kami siap melakukan aksi susulan,” tegasnya.

Menolak Ormas yang Dianggap Arogan

Eman juga menambahkan bahwa di berbagai daerah lain, GRIB Jaya kerap dianggap sebagai ormas yang arogan, sehingga mendapat penolakan dari masyarakat setempat.

“Kami berharap ormas ini tidak beroperasi di Kalimantan Tengah. Di sini sudah banyak ormas lokal yang harus lebih diberdayakan,” pungkasnya.

Aksi demonstrasi ini berlangsung dengan damai tanpa tindakan anarkis, namun massa menegaskan bahwa mereka akan terus memperjuangkan aspirasi mereka demi menjaga stabilitas sosial di Bumi Tambun Bungai. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *