JK Ingatkan DPR: Jangan Asal Bicara, Jangan Hina Rakyat

NASIONAL POLITIK

PRADANAMEDIA / JAKARTA – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), mengingatkan para anggota DPR untuk berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan publik. Menurutnya, ucapan sejumlah wakil rakyat yang dinilai merendahkan masyarakat justru menjadi pemicu gelombang unjuk rasa yang kini merebak di berbagai daerah.

“Bagi para pejabat, khususnya anggota DPR, ini pelajaran besar. Jangan asal bicara dan jangan menghina masyarakat. Itulah yang menjadi penyebab timbulnya masalah,” ujar JK dalam keterangan video, Jumat (29/8).

Soroti Insiden Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob

JK juga menyinggung kemarahan masyarakat, termasuk kalangan pengemudi ojek online, setelah rekannya Affan Kurniawan (21) tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di Jakarta pada Kamis malam (28/8).

Meski memahami kekecewaan publik, JK mengimbau agar masyarakat tetap menahan diri. Ia menekankan bahwa aksi keributan berkepanjangan hanya akan mengganggu aktivitas ekonomi.

“Kalau kota terus bergejolak, kehidupan ekonomi akan berhenti. Kita memahami perasaan para pengemudi ojol yang temannya kena musibah. Tapi bila kota ribut, maka pekerjaannya akan terganggu, pendapatan berkurang, dan kehidupan masyarakat akan terdampak luas,” ujarnya.

JK juga meminta warga menjaga ketertiban lingkungan. “Karena masalah seperti ini akan berakibat besar. Kita semua bisa terkena dampaknya,” tambahnya.

Anggota DPR Jadi Sorotan Publik

Gelombang aksi protes terhadap DPR awalnya dipicu polemik soal gaji dan tunjangan jumbo anggota dewan, termasuk tunjangan rumah Rp50 juta per bulan. Alih-alih meredakan kritik, sejumlah anggota DPR justru memantik kemarahan baru lewat komentar mereka.

Salah satunya anggota DPR Fraksi Nasdem, Nafa Urbach, yang membela tunjangan tersebut dengan alasan untuk mengontrak rumah dekat Senayan. Pernyataan itu menuai kritik keras dari publik hingga ia akhirnya meminta maaf.

Tak hanya itu, Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, juga melontarkan pernyataan yang dinilai merendahkan rakyat. Dalam kunjungan kerja di Medan (22/8), ia menanggapi seruan “Bubarkan DPR” dengan ucapan kontroversial.

“Catat nih, orang yang cuma mental bilang ‘bubarin DPR’, itu adalah orang tolol se-dunia,” kata Sahroni.

Pernyataan tersebut sontak memperkeruh suasana dan memicu gelombang kecaman baru.

Unjuk Rasa Meluas

Situasi kian memanas setelah insiden tewasnya Affan, pengemudi ojol yang dilindas rantis Brimob. Gelombang protes pun meluas, tidak hanya terkait isu tunjangan DPR, tetapi juga menuntut keadilan atas tindakan aparat.

Aksi unjuk rasa tercatat berlangsung di sejumlah daerah, termasuk di depan Gedung DPR pada Senin (25/8) dan Kamis (28/8). (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *