Hendropriyono Harap Penembakan WNI oleh Polisi Timor Leste Tak Disengaja, Sengketa Lahan Jadi Pemicu

HUKAM NASIONAL

PRADANAMEDIA / JAKARTA – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, berharap insiden penembakan terhadap warga negara Indonesia (WNI) oleh pasukan Unidade Patrulhamento Fronteira (UPF) atau Polisi Perbatasan Timor Leste bukanlah tindakan yang disengaja.

Korban penembakan adalah Paulus Oki (69), warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tertembak di bahu kanan dalam peristiwa yang terjadi di wilayah perbatasan Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), pada Senin (25/8).

“Mudah-mudahan ini bukan kesengajaan,” ujar Hendropriyono usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/8).

Ia menambahkan, kasus tersebut tengah diselidiki dan menyarankan agar pasukan penjaga perbatasan menggunakan peluru hampa untuk menghindari jatuhnya korban. “Itu kan lagi diusut sebabnya. Tapi biasa kalau jaga perbatasan, sebaiknya pakai peluru hampa,” imbuhnya.

Sengketa Lahan Jadi Pemicu

Menurut Komandan Satgas Pengamanan Perbatasan RI–Timor Leste, Letkol Arh Reindi Trisetyo Nugroho, insiden bermula dari perselisihan antara warga TTU dengan warga Timor Leste di atas lahan sengketa. Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan delapan selongsong peluru dan satu proyektil, yang diduga ditembakkan oleh aparat UPF Timor Leste.

Reindi menjelaskan bahwa peluru yang mengenai Paulus Oki kemungkinan adalah peluru karet atau peluru tumpul. Saat ini, penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung.

Kasus Kedua dalam Sebulan

Penembakan terhadap Paulus Oki menambah daftar panjang konflik perbatasan RI–Timor Leste. Sebelumnya, pada 16 Agustus lalu, seorang WNI berinisial AB ditemukan tewas dengan luka tembak di wilayah Fatumea, Suai, Distrik Covalima, Timor Leste.

Sengketa lahan perbatasan sendiri bukan hal baru. Selain di Inbate, konflik kepemilikan tanah juga masih terjadi di kawasan Naktuka, Kabupaten Kupang, yang hingga kini belum terselesaikan.

Pemerintah Diminta Ambil Sikap Tegas

Menyikapi kasus ini, publik mendesak pemerintah Indonesia segera turun tangan memastikan perlindungan terhadap WNI yang tinggal di perbatasan. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sendiri menyatakan masih menunggu penjelasan resmi dari Pemerintah Timor Leste terkait insiden tersebut.

Hendropriyono menegaskan bahwa penanganan insiden ini harus dilakukan secara hati-hati agar hubungan Indonesia–Timor Leste tetap kondusif. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *