**PRADANAMEDIA / WASHINGTON – Dunia hukum dan publik internasional berduka atas berpulangnya Frank Caprio, hakim asal Rhode Island, Amerika Serikat, yang dikenal luas sebagai “hakim paling baik di dunia”. Caprio menghembuskan napas terakhir pada Rabu (20/8) di usia 88 tahun setelah berjuang melawan kanker pankreas.
Kurang dari sepekan sebelum wafat, Caprio sempat meninggalkan pesan menyentuh di media sosial: “Kehidupan yang dibangun di atas kebaikan adalah kehidupan yang akan bergema lama setelah kita pergi.”

Jejak Panjang di Dunia Peradilan
Caprio memulai kiprahnya sebagai Ketua Hakim Pengadilan Kota Providence sejak 1985 dan mengabdi hingga pensiun pada 2023. Sebagai penghormatan, ia mendapat gelar Chief Judge Emeritus, sementara ruang sidang yang pernah dipimpinnya kini resmi menyandang namanya.
Namanya mendunia lewat program televisi Caught in Providence, yang menayangkan rekaman persidangan penuh kehangatan dan empati. Acara produksi saudaranya, Joe Caprio, itu mulai tayang pada 2000, kemudian kembali populer pada 2015–2017, sebelum disiarkan secara nasional sejak 2018. Potongan videonya yang viral membuat publik menjulukinya sebagai hakim berhati emas.
“Saya kira, lewat keputusan-keputusan yang saya buat, banyak orang merasa menemukan harapan,” ungkap Caprio kepada almamaternya, Universitas Suffolk.
Salah satu momen yang paling dikenang publik adalah ketika Caprio meminta seorang bocah berusia enam tahun membantu memutuskan perkara denda parkir ibunya. Dengan senyum tulus, ia menambahkan, “Kalau ibumu belikan kamu sarapan setelah ini, saya akan hapus kasusnya. Bagus, kan?”
Hakim yang Mengenakan Hati, Bukan Sekadar Jubah
Kebaikan Caprio menjangkau dunia lewat media sosial. Akun Instagram dan Facebook miliknya masing-masing memiliki 3,4 juta pengikut, sementara akun TikTok-nya diikuti 1,6 juta orang. Video-videonya ditonton lebih dari satu miliar kali.
“Ia dicintai karena kasih sayang, kerendahan hati, dan keyakinannya pada kebaikan manusia,” tulis keluarganya dalam pernyataan resmi. “Ia akan dikenang bukan hanya sebagai hakim terhormat, tapi juga sebagai suami, ayah, kakek, buyut, dan sahabat penuh cinta.”
Anaknya, David Caprio, turut menyampaikan rasa terima kasih atas doa dan dukungan publik. “Kalian mengangkat semangatnya dengan cara yang sulit digambarkan,” ujarnya dalam sebuah video di TikTok.
Pengabdian dan Pesan Terakhir
Selain di dunia hukum, Caprio juga sempat berkarier di politik. Ia pernah duduk di Dewan Kota Providence (1962–1968), mencalonkan diri sebagai Jaksa Agung Rhode Island pada 1970, serta menjadi delegasi di lima Konvensi Nasional Demokrat.
Pada Desember 2023, Caprio mengumumkan bahwa dirinya mengidap kanker pankreas. Dari ranjang rumah sakit, ia masih sempat memohon doa publik sehari sebelum wafat.
Gubernur Rhode Island, Dan McKee, menyebut Caprio sebagai “harta berharga Rhode Island” dan memerintahkan seluruh gedung pemerintahan mengibarkan bendera setengah tiang. “Ia bukan hanya hakim, tapi simbol empati di ruang sidang,” kata McKee.
Ketua DPR Rhode Island, Joe Shekarchi, menambahkan, “Hakim Caprio dikenal di seluruh dunia karena kasih sayangnya dan selera humornya. Ia menggunakan posisinya untuk membantu banyak orang mengubah hidup mereka.”
Awal 2024 lalu, Caprio merilis buku Compassion in the Court yang merangkum pelajaran hidupnya. Dalam salah satu video terakhir di TikTok, ia berpesan:
“Kita sering menganggap sesuatu itu sepele. Tapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Jadi, nikmatilah apa yang kamu punya, bersikaplah baik pada orang lain, dan jagalah keluargamu.”
Warisan kebaikan Frank Caprio kini bukan hanya milik Rhode Island, tetapi milik dunia. Ia meninggalkan teladan bahwa keadilan tanpa empati hanyalah hukum yang kering. (RH)
