Sancho di Persimpangan: Antara Ambisi Eropa dan Realita Pasar Transfer

INTERNASIONAL OLAHRAGA

Pradanamedia / Jakarta – Masa depan Jadon Sancho masih diselimuti tanda tanya besar. Meski Manchester United sudah siap melepas sang winger di bursa transfer musim panas, kepindahannya belum juga terwujud. Sancho menolak dua tawaran konkret dari AS Roma dan Besiktas, memperpanjang saga transfer yang kian pelik.

AS Roma sempat mengajukan tawaran £20 juta (Rp422 miliar), yang disetujui pihak United. Namun, Sancho memilih menolak, meski tawaran itu bisa membawanya ke Serie A. Besiktas, yang kini dilatih mantan manajer MU, Ole Gunnar Solskjaer, juga sempat mencoba memboyongnya dengan nilai serupa. Lagi-lagi, Sancho menutup pintu.

Menurut laporan media Inggris, pemain berusia 25 tahun itu masih berharap mendapat tawaran dari klub top Eropa. Ia diyakini belum siap hijrah ke liga di luar radar elite, seperti Turki atau Arab Saudi, meskipun gaji tinggi bisa tetap dipertahankan di sana.

Sementara itu, United disebut ingin segera menyelesaikan masa depannya. Dengan gaji £250 ribu per pekan (sekitar Rp5,3 miliar), mempertahankan Sancho tanpa kejelasan masa depan akan membebani neraca klub. Kontribusinya yang minim—12 gol dan 6 assist dari 83 penampilan—juga tak sepadan dengan banderol £73 juta yang dikeluarkan MU saat merekrutnya dari Dortmund pada 2021.

Kini, opsi Sancho semakin terbatas. Liga Premier tampaknya sudah kehilangan minat, dan hanya sedikit klub Eropa yang bersedia menampung pemain dengan gaji besar dan performa tak konsisten. Bursa transfer Turki yang masih terbuka hingga 12 September memberi sedikit harapan, namun hanya jika Sancho bersedia kompromi.

Skenario darurat bisa saja terjadi di akhir bursa, seperti yang dialami Victor Osimhen musim lalu—gagal pindah ke Arab Saudi, namun akhirnya bergabung ke Galatasaray. Sancho bisa mengikuti jejak itu jika tak kunjung mendapat tawaran yang sesuai ekspektasi.

Waktu terus berjalan. Jika tak segera mengambil keputusan, Sancho bukan hanya berisiko kehilangan tempat di skuad, tapi juga kehilangan arah dalam karier yang dulu sempat digadang-gadang sebagai salah satu talenta terbaik Inggris. (AK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *