Gandeng Muhammadiyah, Menkomdigi Dorong Literasi Digital Sejak Usia Dini

NASIONAL PEMERINTAHAN

**PRADANAMEDIA / YOGYAKARTA — Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengajak Muhammadiyah untuk mengambil peran strategis dalam mendukung peningkatan literasi digital nasional. Ajakan ini disampaikan saat pertemuannya dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor Pusat Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu malam (28/6).

Menurut Meutya, kerja sama dengan Muhammadiyah menjadi krusial mengingat organisasi Islam tersebut memiliki jaringan pendidikan yang sangat luas dan kader yang tersebar di seluruh pelosok negeri.

“Banyak tugas di Kementerian Komunikasi dan Digital yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Kami butuh kolaborasi, dan PP Muhammadiyah adalah mitra penting karena punya lebih dari 5.000 sekolah dan lebih dari 40 juta kader,” kata Meutya.

Ia menambahkan, penguatan literasi digital perlu dimulai sejak dini, terutama di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dikelola Muhammadiyah dalam jumlah besar. Edukasi sejak usia dini dinilai penting untuk membentuk kesadaran anak-anak terhadap penggunaan teknologi dan media sosial secara sehat dan bertanggung jawab.

“Anak-anak kita harus dibekali kemampuan menggunakan ruang digital dengan bijak. Muhammadiyah memiliki daya jangkau yang luar biasa untuk itu,” tambahnya.

Muhammadiyah Siap Bersinergi

Menanggapi ajakan tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan kesiapan organisasinya untuk mendukung agenda literasi digital yang diusung pemerintah. Haedar menegaskan bahwa era digital menuntut masyarakat tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki nilai dan etika dalam menggunakannya.

“Ruang digital kini menembus batas negara. Tapi ironisnya, literasi digital kita masih rendah. Ini bukan hanya soal kecakapan teknis, tapi juga kesadaran budaya dan moral bangsa,” ujar Haedar.

Ia juga menekankan bahwa regulasi digital yang dikeluarkan pemerintah tidak boleh dilihat sebagai pembatas kebebasan, tetapi sebagai upaya melindungi masyarakat dari penyalahgunaan teknologi yang berpotensi merugikan.

“Jika masyarakat tidak memiliki kendali dan kesadaran, mereka bisa jadi korban di tengah derasnya arus informasi digital,” tegasnya.

Target 9 Juta Talenta Digital

Meutya Hafid dalam pertemuan itu juga menyampaikan target pemerintah untuk mencetak minimal 9 juta talenta digital pada tahun 2030. Ia mengapresiasi inisiatif Muhammadiyah yang telah memiliki program seperti Digital Leadership Academy (DLI), dan berharap program tersebut bisa diperluas dalam skala nasional.

“Kami mendorong agar ada penguatan pelatihan digital, baik di sekolah, perguruan tinggi, maupun lewat jurusan baru yang berbasis teknologi informasi. Peran Muhammadiyah sangat strategis untuk mewujudkan cita-cita ini,” ungkapnya.

Kolaborasi antara Kementerian Komunikasi dan Digital dengan jaringan pendidikan Muhammadiyah diharapkan menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan digital masyarakat Indonesia secara inklusif dan berkelanjutan. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *