Usai Bertemu PM Malaysia, Presiden Prabowo Kumpulkan Menteri: Bahas Deregulasi Ekonomi dan Negosiasi Tarif dengan AS

EKONOMI NASIONAL

**PRADANAMEDIA / JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto langsung menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih pada Jumat (27/6), seusai pertemuannya dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Rapat tersebut membahas berbagai isu strategis, mulai dari respons Indonesia terhadap dinamika ekonomi global, perkembangan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat, hingga revitalisasi kerja sama kawasan Asia Tenggara.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dalam keterangan pers resmi yang dirilis Sabtu (28/6), menjelaskan bahwa Presiden Prabowo memberikan arahan tegas mengenai pentingnya menciptakan iklim usaha yang kompetitif di tengah tantangan global saat ini.

“Salah satu langkah konkret yang dibahas adalah deregulasi sektor riil melalui revisi Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Regulasi ini akan disederhanakan menjadi pengaturan sektoral agar lebih fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan pasar,” ujar Teddy.

Lebih jauh, Prabowo mendorong agar hambatan perizinan yang selama ini dianggap memberatkan pelaku usaha segera dihapus, demi mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional.

“Presiden menekankan perlunya menciptakan ekosistem usaha yang kompetitif dengan memangkas birokrasi dan menciptakan regulasi yang lebih efisien. Tujuannya jelas: menjaga dan memperkuat daya tahan ekonomi dalam negeri,” tambahnya.

Negosiasi Dagang dengan AS Menuju Titik Terang

Dalam rapat tersebut, pemerintah juga menyoroti kemajuan signifikan dalam perundingan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat. Menurut Teddy, kedua negara tengah mendorong pendekatan berbasis solusi bersama (win-win solution) untuk memperkuat hubungan ekonomi yang saling menguntungkan.

“Tim negosiator Indonesia dan AS sedang membahas secara intensif berbagai proposal tarif yang diajukan masing-masing pihak. Kedua negara sepakat menjadikan hubungan strategis ini sebagai pijakan untuk kerja sama jangka panjang,” katanya.

Dukungan dari pejabat tinggi ekonomi AS pun telah diterima Indonesia. Pemerintah mencatat respons positif dari Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan United States Trade Representative (USTR), Jamieson Greer, terhadap inisiatif penguatan kemitraan ekonomi ini.

Arah Baru Diplomasi Ekonomi Indonesia

Rapat terbatas ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. Seluruh pihak sepakat bahwa Indonesia perlu mengambil langkah cepat dan strategis dalam mengantisipasi perlambatan ekonomi global serta potensi resesi kawasan.

Bahwa pertemuan ini menegaskan pendekatan aktif Presiden Prabowo dalam memadukan diplomasi ekonomi dan reformasi regulasi domestik sebagai satu kesatuan strategi pembangunan nasional. Di tengah tekanan geopolitik dan fluktuasi ekonomi internasional, kebijakan yang adaptif, inklusif, dan pro-pelaku usaha menjadi kunci menjaga momentum pertumbuhan. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *