**PRADANAMEDIA/ PYONGYANG – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, dikabarkan mengalami tekanan psikologis berat setelah insiden memalukan dalam peluncuran kapal perang terbaru negaranya pada 21 Mei lalu. Media Korea Selatan menyebut Kim terlihat mulai beruban, menjadi sorotan tajam dalam penampilan publik pertamanya usai insiden tersebut.
Menurut laporan Korea Now, uban Kim bahkan lebih banyak dibicarakan publik dibanding kabar pemecatan pejabat militer tingkat tinggi dan penahanan sejumlah pihak yang dianggap bertanggung jawab atas kegagalan tersebut.

Kapal perang yang gagal diluncurkan itu merupakan kapal dengan bobot 5.000 ton—diklaim sebagai kapal pemusnah pertama Korea Utara dalam beberapa dekade terakhir. Ironisnya, kapal tersebut terguling tepat di hadapan Kim Jong Un, yang hadir langsung untuk menyaksikan momen peluncuran.
Kim disebut sangat murka dan menyebut kegagalan ini sebagai “tindakan kriminal” yang mencoreng martabat nasional Korea Utara. Media pemerintah KCNA menggambarkan insiden itu sebagai “kecelakaan serius akibat kelalaian dan kurangnya pengalaman komando.”
Upaya Pemulihan Kapal dan Sorotan Internasional
Meski peluncuran gagal total, citra satelit yang dianalisis oleh 38 North pada 2 Juni menunjukkan bahwa kapal kini telah ditegakkan kembali—meski masih tampak mengalami kerusakan signifikan di bagian haluan.
“Pekerja terlihat menarik tali secara manual dan kemungkinan menggunakan balon besar untuk menegakkan kapal,” tulis 38 North. Namun, karena bagian haluan masih berada di atas sistem peluncur, disinyalir ada kerusakan serius pada sistem sonar.
Laporan itu menambahkan bahwa satu-satunya solusi adalah memindahkan kapal ke dok kering atau dermaga apung besar—dua fasilitas yang tidak tersedia di galangan kapal Chongjin. Meski begitu, kemajuan terlihat di lokasi.
Tindakan Tegas dan Citra yang Tertekan
Menanggapi kegagalan ini, Kim memerintahkan agar kapal tersebut dipulihkan sepenuhnya. Sejumlah pejabat, termasuk kepala insinyur galangan kapal, telah ditahan. “Ini adalah bentuk kelalaian murni dan empirisme tidak ilmiah yang tidak dapat ditoleransi,” kutip KCNA dari pernyataan Kim.
Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan kapal terguling dan ditutupi terpal biru. Pekerja menggunakan balon putih besar untuk mencegah kapal tenggelam lebih dalam.
Menurut Yu Yong Weon, analis militer sekaligus anggota parlemen Korea Selatan, “Balon tersebut tampaknya digunakan bukan untuk mengapungkan kapal, tapi untuk mencegah air masuk lebih banyak.”
Peluncuran kapal perusak ini semula dirancang sebagai simbol ambisi besar Kim Jong Un untuk memperkuat kekuatan laut Korea Utara di tengah meningkatnya tensi dengan Amerika Serikat dan sekutunya. Namun, kegagalan spektakuler ini justru menjadi sorotan global yang menekan citra Kim, baik di dalam negeri maupun di panggung internasional. (RH)
