Pradanamedia/Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menekan angka kematian jemaah haji selama pelaksanaan ibadah di Arab Saudi. Salah satu strategi utama adalah dengan memperketat kriteria kesehatan jemaah sebelum berangkat.
Budi menyampaikan bahwa jumlah jemaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia pada tahun 2024 mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, tercatat 773 jemaah wafat, sementara pada 2024 jumlah tersebut turun menjadi 461 orang.
“Angka kematian jemaah Indonesia sempat mencapai puncaknya pada 2023, sebanyak 773 orang. Saat itu, saya berdiskusi langsung dengan Menteri Haji Arab Saudi—yang juga merupakan mantan Menteri Kesehatan mereka. Beliau menyarankan agar aspek kesehatan jemaah ditingkatkan karena tingginya angka kematian bisa mempengaruhi kebijakan syarat haji serta premi asuransi di tahun-tahun berikutnya,” ungkap Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/5/2025).
Penurunan angka kematian pada musim haji 2024 ini, lanjut Budi, merupakan buah dari langkah-langkah perbaikan yang dilakukan bersama Kementerian Agama, termasuk pelaksanaan skrining kesehatan jemaah secara lebih awal dan menyeluruh.
Ia menjelaskan bahwa penyebab utama kematian masih didominasi oleh pneumonia dan serangan jantung yang terlambat ditangani. Untuk itu, pemerintah telah mengajukan permintaan kepada otoritas Arab Saudi untuk menyediakan area khusus di Masjidil Haram yang kini dilengkapi peralatan medis canggih dan tenaga medis yang mampu berbahasa Indonesia.
Tahun ini, pemerintah juga memperkuat kerja sama dengan rumah sakit di Arab Saudi agar akses layanan kesehatan bagi jemaah Indonesia lebih cepat dan mudah. Kemenkes bahkan telah menetapkan satu grup penyedia layanan kesehatan lokal sebagai mitra strategis untuk menangani situasi darurat.
“Pemerintah Saudi kini sudah memahami bahwa proses rujukan yang lambat berkontribusi besar pada angka kematian. Oleh karena itu, optimalisasi fungsi rumah sakit setempat diharapkan dapat mempercepat penanganan dan menyelamatkan lebih banyak nyawa,” ujar Budi.
Untuk mendukung pelaksanaan layanan kesehatan selama musim haji, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 1.766 tenaga medis, menyusun panduan klinis untuk penanganan darurat, serta menyediakan fasilitas seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), pos kesehatan di bandara, serta sektor kesehatan di Makkah dan Madinah, termasuk armada ambulans.
Selain itu, vaksinasi meningitis dan polio telah dilakukan, serta berbagai jenis obat-obatan telah disiapkan untuk keperluan jemaah.
Pemeriksaan kesehatan jemaah tahun ini juga dilakukan dengan lebih ketat, mencakup evaluasi kognitif, kondisi mental, dan kemampuan menjalani aktivitas harian. Langkah ini diprioritaskan khususnya bagi jemaah lansia dengan penyakit penyerta. (KN)
