**PRADANAMEDIA/ JAKARTA – Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menekankan pentingnya peran aktif Indonesia dalam isu-isu global meskipun menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif. Ia mengingatkan bahwa prinsip tersebut bukanlah alasan untuk bersikap pasif atau enggan menyuarakan kepentingan bangsa dalam dinamika internasional.
Pernyataan ini disampaikan SBY dalam sambutannya saat menutup diskusi panel bertajuk Perkembangan dan Dinamika Dunia Terkini yang digelar di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (13/4).
“Kita dari mimbar ini, dari bumi Indonesia, harus juga ikut bicara. Jangan diam. Politik bebas aktif tidak berarti diam, tidak berarti tidak berpendapat,” ujar SBY dengan nada tegas.

Indonesia Harus Menjadi Bagian dari Solusi Global
Menurut SBY, Indonesia tidak hanya perlu mengamati, tetapi juga mengambil posisi dan langkah konkret dalam merespons isu-isu strategis dunia, termasuk geopolitik, ekonomi global, dan keamanan internasional.
“Indonesia harus mengatakan sesuatu dan melakukan sesuatu. Kita memang punya keterbatasan, tapi mengapa tidak? Kenapa tidak mencoba untuk berkontribusi menyelamatkan dunia dari kekacauan ekonomi yang dipicu perang tarif dan konflik dagang?” katanya.
SBY menegaskan bahwa meskipun Indonesia bukan negara besar dari sisi kekuatan militer atau ekonomi, bukan berarti Indonesia tidak punya suara atau pengaruh moral dalam percaturan global.
Peringatan atas Perhatian Dunia yang Bergeser
Dalam kesempatan yang sama, SBY juga menyampaikan kekhawatiran pribadinya terhadap pergeseran perhatian negara-negara besar—terutama Amerika Serikat dan Tiongkok—yang dinilainya mulai mengabaikan tanggung jawab global, termasuk dalam isu krusial seperti perubahan iklim.
“Dunia makin teralihkan perhatiannya. Kita habiskan hari-hari kita untuk perang dagang, politik kekuasaan, dan pendekatan keras yang menjauhkan kita dari tanggung jawab bersama seperti menyelamatkan lingkungan,” tandas SBY.
Kemiskinan dan Ketimpangan: PR Dunia yang Belum Tuntas
SBY juga menggarisbawahi bahwa di tengah berbagai konflik dan kepentingan strategis, masih ada “pekerjaan rumah besar” yang harus diselesaikan oleh semua bangsa: pengentasan kemiskinan dan pengurangan ketimpangan.
“Itu adalah agenda global yang masih relevan dan sangat penting, karena diinginkan oleh seluruh bangsa,” ujarnya.
Politik Bebas Aktif: Suara Moral di Tengah Kekuatan Global
SBY menutup pernyataannya dengan dorongan moral agar Indonesia tidak kehilangan arah dalam menjalankan peran diplomatiknya. Menurutnya, politik bebas aktif bukan berarti netral dalam segala hal, melainkan mandiri dalam menentukan sikap, namun tetap berpihak pada prinsip keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan. (RH)
