Vietnam Siaga Hadapi Tekanan Trump: Perketat Jalur Ekspor dan Awasi Praktik Ilegal China

EKONOMI INTERNASIONAL

**GLOBAL/ HANOI – Pemerintah Vietnam mengambil langkah tegas untuk memberantas praktik ekspor ilegal yang memanfaatkan wilayahnya sebagai jalur transit barang dari China ke Amerika Serikat (AS). Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi dampak dari kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap produk-produk asal Vietnam.

Langkah tegas ini diumumkan menyusul keputusan pemerintahan Trump pada Rabu (2/4) yang menetapkan tarif sebesar 46 persen terhadap beberapa komoditas dari Vietnam. Meski penerapannya ditunda selama 90 hari sejak Rabu (9/4) untuk memberi ruang negosiasi, Vietnam bergerak cepat untuk merespons tekanan ini.

TOM LAM SEKJEN PARTAI KOMUNIS VIETNAM“-

Negosiasi Tarif dan Harapan Vietnam

Dalam masa tenggat negosiasi tersebut, Vietnam berharap tarif dapat ditekan menjadi kisaran 22 hingga 28 persen. Pemerintah Hanoi menyampaikan harapannya agar kerja sama dagang tetap berjalan seimbang tanpa merugikan pihak manapun.

Waspadai Trik ‘Made in Vietnam’

Pemerintah AS mencurigai adanya praktik transhipment ilegal, di mana barang-barang buatan China dikirim ke AS melalui Vietnam, lalu diberi label “Made in Vietnam” untuk menghindari tarif tinggi yang dikenakan terhadap produk dari China.

Penasihat Dagang Gedung Putih, Peter Navarro, menyoroti bahwa banyak produk asal China hanya singgah sebentar di pelabuhan Vietnam untuk memperoleh dokumen asal produksi palsu, sebelum diekspor ke AS dengan beban pajak yang lebih rendah. Praktik ini membuat AS menuding Vietnam menjadi “jalan tikus” bagi perusahaan China untuk mengelabui kebijakan tarif.

Vietnam Tanggap Darurat, Awasi Jalur Ekspor

Tak lama setelah pengumuman tarif, pemerintah Vietnam langsung mengadakan rapat darurat pada Kamis (3/4). Petugas bea cukai dan kementerian terkait diperintahkan untuk memperketat pengawasan, terutama terhadap dugaan pelanggaran ekspor dan manipulasi label asal barang.

“Vietnam akan menindak tegas segala bentuk kecurangan perdagangan,” tegas pemerintah Vietnam dalam pernyataan resminya, meskipun belum menjelaskan secara rinci bentuk sanksi atau tindak lanjut hukumnya.

Perketat Ekspor Teknologi dan Buka Pintu untuk AS

Selain pengawasan perdagangan, Vietnam juga mulai memperketat ekspor produk teknologi strategis seperti semikonduktor, terutama yang bisa digunakan untuk keperluan sipil maupun militer. Langkah ini diambil sejalan dengan tekanan dari negara-negara mitra, termasuk AS, yang meminta Vietnam membatasi ekspor ke negara ketiga tanpa izin negara asal teknologi.

Tak hanya itu, Vietnam juga menunjukkan sikap kooperatif terhadap AS dengan memberi lampu hijau bagi Starlink—layanan internet satelit milik Elon Musk—untuk beroperasi di wilayahnya.

Vietnam Berjalan di Tali Tipis antara AS dan China

Meski sedang ditekan AS, Vietnam tetap menjaga keseimbangan hubungan dengan China. China merupakan salah satu mitra dagang utama dan sumber investasi penting, sekaligus negara yang masih berselisih dengan Vietnam dalam isu Laut Cina Selatan.

Menandai pentingnya hubungan bilateral, Presiden China Xi Jinping dijadwalkan akan mengunjungi Vietnam pekan depan, sebagaimana diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri China pada Jumat (11/4). Pertemuan tersebut diharapkan bisa mempererat kerja sama dagang kedua negara di tengah dinamika geopolitik yang memanas. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *