Houthi Serang Kapal Induk AS, Serukan Jutaan Warga Yaman Bersiap Perang

HUKAM INTERNASIONAL

PRADANAMEDIA/ SANAA – Kelompok Houthi Yaman mengklaim telah melancarkan serangan terhadap gugus kapal induk Amerika Serikat (AS) di Laut Merah pada Minggu (16/3). Serangan ini dikatakan sebagai balasan atas operasi udara yang dilakukan AS di wilayah Yaman sehari sebelumnya.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Houthi menyebutkan bahwa mereka menargetkan kapal induk USS Harry Truman beserta kapal perang pendampingnya dengan meluncurkan sekitar 18 rudal dan sebuah pesawat nirawak (drone). Namun, hingga kini belum ada tanggapan resmi dari pihak AS terkait klaim tersebut.

Serangan udara yang dilakukan AS pada Sabtu (15/3) menargetkan ibu kota Sanaa yang dikuasai Houthi serta wilayah Saada, Al-Bayda, dan Radaa. Serangan ini mengakibatkan 53 korban jiwa, termasuk lima anak-anak dan dua wanita, serta melukai 98 orang lainnya. Angka korban ini diperbarui oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Houthi, Anis al-Asbahi, pada Minggu (17/3).

Menyikapi perkembangan ini, PBB menyerukan agar kedua belah pihak segera menghentikan segala bentuk aktivitas militer guna mencegah eskalasi lebih lanjut. Namun, pihak AS menegaskan bahwa mereka akan terus melancarkan serangan hingga Houthi menghentikan aksi mereka yang menargetkan kapal-kapal komersial dan militer di Laut Merah.

Sebelum serangan terbaru terhadap kapal induk AS, kelompok Houthi sempat menahan diri dari melakukan serangan di Laut Merah dan Teluk Aden sejak 19 Januari, bersamaan dengan dimulainya gencatan senjata di Gaza. Namun, pada Selasa lalu, mereka mengumumkan akan kembali menargetkan kapal-kapal terkait Israel sebagai respons terhadap blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Dalam pidato yang disiarkan pada Minggu malam, pemimpin Houthi Abdulmalik Al Huthi menegaskan bahwa mereka akan terus meningkatkan eskalasi serangan jika agresi AS terhadap Yaman tidak dihentikan. Ia juga menyerukan kepada satu juta warga Yaman untuk turun ke jalan sebagai bentuk perlawanan terhadap serangan Amerika.

Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS, Michael Waltz, menyebut serangan udara pada Sabtu menargetkan sejumlah pemimpin utama Houthi dan bertujuan untuk melumpuhkan mereka. Kepala Pentagon Pete Hegseth juga menegaskan bahwa AS akan melanjutkan kampanye militer secara intensif hingga serangan Houthi dihentikan sepenuhnya.

Ketegangan di kawasan terus meningkat, dengan risiko eskalasi konflik yang semakin besar di tengah ketidakstabilan yang sudah berlangsung lama di Timur Tengah. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *