Puasa dan Kesehatan Mental: Manfaat, Tantangan, dan Cara Aman Menjalankannya

KESEHATAN NASIONAL SOSIAL BUDAYA

Jakarta – Banyak orang bertanya-tanya, apakah puasa benar-benar berdampak positif pada kesehatan mental dan kesejahteraan emosional? Jawabannya bisa jadi iya, tetapi efeknya dapat berbeda pada setiap individu.

Menurut Dr. Clifford Feldman, psikiater dan direktur medis di Solace Treatment Center, puasa bisa memberikan manfaat sekaligus tantangan bagi kesehatan mental.

“Dampaknya tergantung pada durasi puasa, seberapa sering dilakukan, serta kondisi kesehatan dan gaya hidup seseorang,” ujarnya dikutip dari Verywell Mind, Rabu (5/3).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa jangka pendek dapat memperburuk gejala stres, kecemasan, dan mudah marah. Namun, jika dikelola dengan baik, puasa juga bisa meningkatkan suasana hati dan kesejahteraan emosional.

Pendapat ini sejalan dengan Dr. Ila Dayananda, dokter spesialis kandungan, yang mengatakan bahwa puasa dapat berdampak positif tergantung pada bagaimana dan berapa lama seseorang menjalaninya.

Pengaruh Puasa terhadap Otak

Puasa tidak hanya berdampak pada tubuh tetapi juga pada fungsi otak. Dr. Feldman menjelaskan bahwa puasa dapat memicu proses neurogenesis, yaitu pembentukan sel-sel otak baru yang berkontribusi pada peningkatan fungsi kognitif.

Selain itu, puasa juga meningkatkan kadar Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), zat yang penting untuk pembelajaran, memori, dan pengaturan suasana hati.

“Efek ini dapat meningkatkan fokus, daya tahan terhadap stres, dan mengurangi risiko depresi,” tambahnya.

Dr. Dayananda juga menambahkan bahwa puasa memicu perubahan pada neurotransmitter otak, mengoptimalkan metabolisme energi, serta mengaktifkan proses perbaikan sel seperti autophagy, yang membantu membersihkan sel-sel rusak dalam tubuh.

Dengan meningkatnya produksi keton—sumber energi alternatif bagi otak—puasa dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan melindungi dari penyakit neurodegeneratif.

Puasa dan Kesehatan Mental

Apakah puasa bisa membantu mengatasi gangguan mental tertentu? Sejauh ini, penelitian masih terbatas. Namun, Dr. Ozan Toy, seorang psikiater, menyatakan bahwa meskipun puasa bisa membantu mengurangi stres dan kecemasan bagi sebagian orang, belum ada cukup bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa puasa bisa menjadi pengobatan utama untuk gangguan kesehatan mental.

Beberapa studi menemukan bahwa puasa Ramadhan dapat menurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan ketahanan emosional. Namun, pada penderita gangguan bipolar, puasa justru dapat meningkatkan risiko kambuh. Oleh karena itu, manfaat puasa bersifat subjektif dan tergantung pada kondisi individu.

Cara Berpuasa dengan Aman

Jika ingin mencoba puasa, penting untuk melakukannya dengan cara yang sehat dan bertahap. Dr. Dayananda memberikan beberapa tips agar puasa tetap aman dan bermanfaat:

  1. Mulai secara perlahan – Jangan langsung berpuasa dalam waktu lama. Cobalah dengan durasi singkat terlebih dahulu.
  2. Konsisten dengan jadwal – Setelah menemukan pola yang cocok, pertahankan rutinitasnya.
  3. Perhatikan asupan makanan – Saat berbuka, pilih makanan bergizi yang memberikan energi dan mendukung tubuh.
  4. Dengarkan tubuh Anda – Jika merasa pusing, lemas, atau mengalami gejala yang mengganggu, segera hentikan puasa.
  5. Sesuaikan dengan kondisi kesehatan – Ibu hamil, anak-anak, penderita diabetes, dan orang dengan gangguan makan sebaiknya menghindari puasa tanpa pengawasan medis.

Apakah Puasa Cocok untuk Semua Orang?

Meskipun puasa dapat memberikan manfaat bagi banyak orang, tidak semua orang disarankan untuk melakukannya. Dr. Toy mengingatkan bahwa penderita diabetes harus berhati-hati karena risiko hipoglikemia. Sedangkan orang dengan gangguan makan perlu menghindari puasa karena dapat memperburuk kondisi mereka.

Selain itu, ibu hamil memerlukan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung kesehatan janin. “Memaksakan puasa saat hamil bisa berbahaya, jadi harus benar-benar dipertimbangkan,” kata Dr. Dayananda.

Kesimpulan

Puasa memiliki berbagai manfaat kesehatan, mulai dari membantu menurunkan kadar gula darah hingga meningkatkan fokus dan ketahanan emosional. Namun, efeknya pada kesehatan mental masih perlu diteliti lebih lanjut.

Bagi sebagian orang, puasa dapat meningkatkan suasana hati dan kejernihan berpikir, sementara bagi yang lain, bisa memicu stres atau memperburuk gangguan kesehatan mental tertentu.

Jika ingin mencoba puasa, lakukan dengan bijak dan konsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga medis, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu. Yang terpenting, dengarkan tubuh Anda dan temukan pola yang paling sesuai untuk kesejahteraan Anda. (KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *