GLOBAL, ANKARA – Rusia menyatakan kesiapannya untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun di Ukraina, dengan syarat solusi damai yang ditawarkan sejalan dengan kepentingan Moskwa. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menegaskan hal ini dalam pertemuan di Turkiye pada peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina, Senin (24/2).
Lavrov menekankan bahwa Rusia terbuka untuk bernegosiasi dengan Ukraina, negara-negara Eropa, atau pihak mana pun yang memiliki itikad baik dalam mewujudkan perdamaian. Namun, ia menegaskan bahwa perundingan hanya akan berhasil jika menghasilkan kesepakatan yang konkret dan menguntungkan bagi Rusia.

“Kami akan menghentikan permusuhan hanya jika perundingan ini menghasilkan kesepakatan yang jelas, tegas, dan berkelanjutan sesuai dengan kepentingan Federasi Rusia,” ujar Lavrov dalam konferensi pers, dikutip dari awak media, Senin (24/2).
Dalam kesempatan yang sama, Lavrov meminta Amerika Serikat (AS) untuk menunjuk perwakilan resmi dalam perundingan perdamaian berikutnya. Ia juga mengungkapkan bahwa pekan lalu telah berlangsung diskusi yang cukup positif dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, di Arab Saudi.
Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menuduh negara-negara Eropa sengaja memperpanjang konflik dengan terus menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Berbeda dengan AS yang dinilai lebih terbuka terhadap dialog damai.
“Negara-negara Eropa terus menambah sanksi terhadap Rusia karena mereka percaya perang harus dilanjutkan,” kata Peskov. “Pendekatan ini sangat bertolak belakang dengan langkah yang kini kami tempuh bersama Amerika Serikat untuk mencari solusi damai di Ukraina,” tambahnya.
Seiring dengan meningkatnya tekanan internasional, pernyataan Rusia ini mengisyaratkan potensi perubahan arah dalam dinamika geopolitik perang Ukraina. Namun, apakah syarat-syarat yang diajukan Moskwa akan diterima oleh Ukraina dan sekutu Barat masih menjadi tanda tanya besar. (RH)

BY PRADANAMEDIA