PRADANAMEDIA/BERLIN – Partai konservatif Jerman, yakni koalisi Persatuan Demokrat Kristen dan Uni Sosial Kristen (CDU/CSU), meraih kemenangan besar dalam Pemilu Jerman 2025 yang digelar pada Minggu (23/2). Dengan hasil ini, pemimpin CDU/CSU, Friedrich Merz, dipastikan menjadi Kanselir Jerman berikutnya.
Menurut proyeksi yang dirilis pada pukul 20.00 GMT, CDU/CSU mengantongi lebih dari 28 persen suara, mengungguli Partai Sosial Demokrat (SPD) pimpinan Kanselir Olaf Scholz yang hanya memperoleh 16 persen suara. Sementara itu, Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) yang berhaluan sayap kanan hampir menggandakan perolehan suaranya menjadi lebih dari 20 persen.

Merz Desak Pembentukan Pemerintahan Koalisi Baru Dalam pidato kemenangannya, Friedrich Merz menekankan pentingnya segera membentuk pemerintahan koalisi guna memastikan stabilitas politik di Jerman. “Kami harus segera menyusun langkah-langkah strategis untuk membangun pemerintahan yang kuat dan efektif,” ujarnya.
Merz juga menyoroti dinamika hubungan transatlantik yang semakin kompleks setelah pernyataan kontroversial Presiden AS Donald Trump terkait NATO. Ia menegaskan bahwa Eropa harus meningkatkan kapabilitas pertahanannya secara mandiri. “Setelah Trump menghubungi Rusia dan mengisyaratkan ketidakpastian terkait masa depan NATO, kita tidak bisa lagi menggantungkan diri sepenuhnya pada Amerika Serikat,” kata Merz dalam debat TV pasca-pemilu.
AfD Jadi Oposisi Kuat, Namun Siap Berkoalisi Meskipun AfD meraih hasil yang signifikan, partai ini untuk sementara tetap berada di barisan oposisi. Namun, pemimpin AfD, Alice Weidel, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian partainya dan membuka peluang kerja sama dengan CDU/CSU. “Ini adalah momen bersejarah bagi AfD. Kami siap berkontribusi dalam pemerintahan jika diberikan kesempatan,” ujar Weidel.
Tantangan Politik di Tengah Perubahan Geopolitik Pemilu Jerman kali ini berlangsung di tengah ketidakpastian geopolitik, terutama terkait hubungan antara AS dan Eropa. Trump dikabarkan mengabaikan para pemimpin Eropa dan memilih jalur komunikasi langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam upaya menyelesaikan konflik Ukraina yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Dalam konteks ini, Merz menegaskan bahwa prioritasnya adalah memperkuat posisi Eropa agar dapat lebih mandiri dalam bidang pertahanan dan kebijakan luar negeri. “Setelah pernyataan Trump pekan lalu, jelas bahwa kita harus lebih aktif dalam menentukan nasib kita sendiri,” tegasnya.
Dengan kemenangan CDU/CSU, Jerman kini memasuki babak baru dalam politik domestik dan internasional. Tantangan terbesar Merz adalah membangun pemerintahan koalisi yang stabil serta mengamankan kepentingan Jerman di tengah ketidakpastian global. (RH)
