Pemprov Kalteng Gelar Pasar Murah di Palangka Raya, Edukasi Stunting dan Perkawinan Usia Anak Jadi Sorotan

EKONOMI LOKAL PEMERINTAHAN

Palangka Raya – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) kembali menggelar Pasar Murah sebagai upaya menekan dampak inflasi dan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya, pada Sabtu (6/4/2024).

Pasar Murah ini dibuka oleh Plh. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setda Prov. Kalteng, Herson B. Aden, yang mewakili Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran. Turut mendampingi, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Provinsi Kalteng, Linae Victoria Aden.

Instruksi Gubernur: Pasar Murah untuk Kendalikan Inflasi

Dalam sambutannya, Herson B. Aden yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, menyampaikan bahwa inflasi di Kalimantan Tengah cukup tinggi, terutama akibat kenaikan harga beras. Oleh karena itu, Gubernur Kalteng menginstruksikan agar Pasar Murah digelar secara merata di seluruh daerah.

“Sejak bulan lalu, Bapak Gubernur telah menginstruksikan agar Pasar Murah dilaksanakan dari barat hingga timur Kalteng. Hari ini, sesuai arahan beliau, Palangka Raya harus tuntas,” ujar Herson.

Edukasi Stunting dan Pencegahan Perkawinan Usia Anak

Selain menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk memberikan edukasi terkait stunting dan pencegahan perkawinan usia anak.

Linae Victoria Aden menegaskan bahwa kasus stunting di Kalimantan Tengah terus mengalami penurunan berkat edukasi dan sosialisasi yang gencar dilakukan oleh pemerintah daerah.

“Di tahun 2023, kasus stunting di Kalteng mulai menurun. Ini adalah hasil dari kerja keras seluruh jajaran pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang terus mengedukasi masyarakat,” ungkapnya.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitifnya. Beberapa faktor pencegahan stunting yang harus diperhatikan, antara lain:
Kecukupan gizi ibu sejak masa kehamilan
Pemberian ASI eksklusif hingga usia enam bulan
Asupan gizi yang baik hingga anak berusia dua tahun

Dengan berbagai upaya ini, Pemprov Kalteng berharap dapat menekan angka stunting serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan ekonomi yang berpihak kepada rakyat. 🚀 (KN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *