PANAMA CITY – Presiden Panama, Jose Raul Mulino, menuduh Amerika Serikat (AS) menyebarkan informasi yang tidak benar terkait kebijakan transit kapal militer AS di Terusan Panama. Pernyataan ini disampaikan Mulino pada Kamis (6/2/2025), setelah Departemen Luar Negeri AS mengklaim bahwa kapal-kapal pemerintah AS dapat melintasi terusan tersebut tanpa biaya.
Ketegangan antara kedua negara semakin meningkat setelah AS menyoroti dugaan pengaruh China di kanal tersebut. Menanggapi situasi ini, Mulino mengumumkan bahwa ia akan berbicara langsung dengan Presiden AS, Donald Trump, pada Jumat sore.
Sebelumnya, Trump menuding bahwa Panama telah memberlakukan tarif berlebihan untuk penggunaan jalur perdagangannya. Ia juga berjanji bahwa AS akan mengambil kembali kontrol atas terusan tersebut, yang merupakan jalur perdagangan global utama.
Mulino menegaskan bahwa hubungan antara Panama dan AS tidak bisa didasarkan pada “kebohongan dan kepalsuan.” Ia juga meminta duta besar Panama di Washington untuk mengambil langkah tegas dalam menanggapi klaim pemerintahan Trump.
Otoritas Terusan Panama pun membantah pernyataan Departemen Luar Negeri AS, menegaskan bahwa semua kapal, termasuk kapal militer AS, tetap harus membayar biaya transit sesuai ketentuan yang berlaku.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyebut tidak masuk akal jika Angkatan Laut AS harus membayar biaya penyeberangan terusan yang menurutnya wajib dilindungi oleh militer AS berdasarkan perjanjian tahun 1977.
Dalam perkembangan lain, Mulino mengungkapkan bahwa Panama telah resmi mengajukan permohonan keluar dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) China. Namun, ia membantah bahwa keputusan tersebut diambil karena tekanan dari AS. Mulino menyatakan bahwa pemerintahnya sedang mengevaluasi hubungan dengan China demi kepentingan nasional Panama. (RH)
