Jakarata – Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk periode 2024-2029. Pengucapan sumpah jabatan berlangsung di Gedung DPR – MPR, Jakarta, dan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung, Sunarto. (20/10/2024) Dalam momen sakral ini, Prabowo Subianto mengucapkan sumpahnya dengan penuh khidmat, “Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang serta peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.” Suara mantap Prabowo menggaung di ruangan, menciptakan suasana penuh harapan bagi rakyat.
Setelah Prabowo, Gibran Rakabuming Raka juga mengucapkan sumpah sebagai Wakil Presiden. Dengan nada yang tegas, Gibran menyatakan, “Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Wakil Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang serta peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.”
Usai pembacaan sumpah, kedua pemimpin tersebut menandatangani berita acara pelantikan presiden, menandai langkah resmi mereka dalam memimpin bangsa.
Sebelum pelantikan, Wakil Presiden Ma’ruf Amin tiba di Gedung Nusantara, Kompleks MPR Senayan, Jakarta Pusat, sekitar pukul 09.43 WIB, mengenakan pakaian adat Betawi. Prabowo dan Gibran menyambut kedatangan Ma’ruf dengan hangat.
Tak lama setelah itu, Presiden sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi), tiba sekitar pukul 09.50 WIB, juga disambut oleh Prabowo dan Gibran. Prabowo tiba lebih awal pada pukul 09.07 WIB dengan mobil Alphard putih berplat 1-00, mengenakan jas biru dongker bergaya Betawi dan berpeci hitam. Kedatangan Prabowo disambut dengan antusias oleh seluruh pimpinan MPR yang hadir.
Setelah pelantikan, pidato pertama presiden dijadwalkan berlangsung pada pukul 10:46 WIB, sebelum sidang paripurna ditutup pada pukul 11:23 WIB. Usai acara, Prabowo dan Gibran meninggalkan gedung MPR menuju Istana Negara, membawa harapan baru bagi masyarakat Indonesia di bawah kepemimpinan mereka. Momen ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia, menggambarkan semangat persatuan dan dedikasi untuk melayani seluruh rakyat. (KN)
