Sinergi TNI dan Dinas Pertanian Kalteng: Membangun Kader Tangguh untuk Ketahanan Pangan Nasional

LOKAL PEMERINTAHAN

PRADANAMEDIA / PALANGKA RAYA – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah terus memperluas sinergi lintas sektor. Salah satu langkah strategis diwujudkan melalui kerja sama dengan Komando Daerah Militer (Kodam) XXII/Tambun Bungai. Kolaborasi ini menegaskan pentingnya peran sektor pertanian sebagai pilar utama dalam menjaga stabilitas pangan, meningkatkan produktivitas, serta memberdayakan masyarakat pedesaan.

Melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Produksi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas TPHP Kalteng memberikan edukasi teori dan praktik budidaya pertanian kepada prajurit TNI AD yang mengikuti Pelatihan Kaderisasi Pelatih (Kadertih). Kegiatan ini berlangsung pada 20–23 Oktober 2025 di beberapa lokasi, antara lain Batalyon Infanteri Raider 631/Antang Palangka Raya, Marshalling Area Yonif TP 830/Isen Mulang Tangkiling, serta UPT BPPB-TPH, yang dilanjutkan dengan kunjungan lapangan di Yonif TP 830 Km 40, Tangkiling, Jumat (24/10).

Cetak Kader Tangguh TNI di Bidang Pertanian

Komandan Latihan Kodam XXII/Tambun Bungai, Achmad Satya Karim, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan mencetak kader pelatih di lingkungan TNI AD agar mampu menjadi penggerak dan pelatih di satuan masing-masing.
“Latihan ini dirancang agar prajurit memiliki kemampuan dan pengetahuan sebagai pelatih yang nantinya akan diterjunkan ke wilayah binaan,” ujarnya.

Sebanyak 16 peserta terlibat dalam pelatihan, berasal dari empat Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP):

  • Yonif TP 828 Banua Warani Mattone (Tanah Bumbu),
  • Yonif TP 829 Bumi Antaludin (Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan),
  • Yonif TP 830 Isen Mulang (Palangka Raya), dan
  • Yonif 831 Panunjung Tarung (Katingan).

Masing-masing batalyon mengirimkan empat personel yang terdiri atas perwira dan bintara.

Transfer Pengetahuan untuk Pertanian Modern

Kepala Dinas TPHP Provinsi Kalteng, Rendy Lesmana, menyampaikan bahwa pihaknya memberikan pendampingan teknis selama pelatihan guna membekali para kader pelatih dengan dasar-dasar budidaya pertanian yang berkelanjutan.
“Melalui kerja sama ini, kami berharap para prajurit dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh—mulai dari pengolahan tanah, pemilihan benih, pengairan, hingga panen dan pascapanen—serta menjadi agen perubahan di masyarakat,” tutur Rendy.

Ia menegaskan, sinergi antara sektor pertanian dan pertahanan merupakan langkah konkret dalam mendukung kemandirian dan kedaulatan pangan nasional, terlebih Kalimantan Tengah memiliki potensi lahan dan sumber daya alam yang sangat besar.
“Dengan kolaborasi yang terarah, kita dapat membangun sistem ketahanan pangan yang tangguh, berkelanjutan, dan menyejahterakan masyarakat,” imbuhnya.

Praktik Lapangan di Lahan Gambut Tangkiling

Dalam sesi pelatihan, Goalter Zoko, Kepala Seksi Perbanyakan Benih/Bibit Tanaman Hortikultura yang bertugas sebagai pelatih dan pendamping praktik, memberikan materi mengenai budidaya pertanian yang baik dan ramah lingkungan.

“Pemilihan benih unggul, pengelolaan lahan berkelanjutan, serta penggunaan pupuk dan pestisida secara bijak merupakan kunci dalam meningkatkan produktivitas tanpa merusak ekosistem,” jelasnya.

Goalter juga menekankan pentingnya adaptasi benih terhadap kondisi lahan gambut di Kalimantan Tengah. Ia bersama Yabahba, Pengawas Benih Tanaman Muda, mendampingi peserta selama praktik lapangan tiga hari berturut-turut (21–23 Oktober 2025) di UPT BPPB-TPH dan lahan Yonif 830, Km 40 Tangkiling. Para peserta dilatih langsung mengenai pengelolaan lahan gambut, budidaya tanaman pangan dan hortikultura, serta observasi lapangan guna memperdalam pemahaman praktis.

Langkah Nyata Menuju Kemandirian Pangan

Kegiatan pelatihan ini menjadi contoh sinergi nyata antara pemerintah daerah dan TNI dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Kolaborasi tersebut tidak hanya memperluas wawasan prajurit tentang pertanian modern, tetapi juga memperkuat semangat gotong royong lintas sektor demi terwujudnya Indonesia yang mandiri dan berdaulat dalam pangan. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *