PRADANAMEDIA / JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, menegaskan bahwa gencatan senjata di Gaza tidak boleh berubah menjadi “harapan palsu” bagi rakyat Palestina yang telah lama mendambakan berakhirnya penderitaan.
Dalam pernyataannya pada Kamis, 9 Oktober 2025, melalui akun X resminya, Fletcher menyampaikan, “Mari kita bebaskan para sandera dan segera salurkan bantuan kemanusiaan. Kami telah mengerahkan tim penuh untuk memobilisasi truk-truk besar agar dapat menyelamatkan nyawa. Mereka membutuhkan akses yang aman.”
Ia menekankan bahwa momentum perdamaian ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. “Jangan biarkan momen yang telah lama diperjuangkan berubah menjadi sekadar harapan kosong bagi mereka yang mendambakan akhir konflik,” ujarnya.
Saat ini, Fletcher tengah berada di Arab Saudi untuk berkoordinasi dengan tim PBB di Gaza, pemerintah Amerika Serikat, dan mitra regional. Langkah diplomatik ini dilakukan guna mendukung “peluang kesepakatan damai” yang digagas Presiden AS Donald Trump, dengan tujuan utama menyelamatkan sebanyak mungkin warga sipil.
Kesepakatan Damai Tahap Awal
Sehari sebelumnya, Presiden Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati tahap pertama perjanjian damai Gaza. Kesepakatan tersebut mencakup pembebasan sandera oleh kelompok perlawanan Palestina serta penarikan bertahap pasukan Israel ke garis demarkasi yang disetujui bersama.
Rencana 20 poin yang diusulkan Trump juga menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan seluruh sandera dalam waktu 72 jam, serta pelucutan senjata Hamas. Nantinya, pemerintahan Gaza akan dijalankan oleh komite teknokrat Palestina yang bersifat nonpartisan, di bawah pengawasan dewan internasional yang dipimpin langsung oleh Trump.
Harapan Menuju Palestina Merdeka
Meski dianggap sebagai langkah penting menuju stabilitas kawasan, Fletcher menegaskan bahwa tantangan di lapangan masih besar. Ia mengingatkan komunitas internasional agar tidak berhenti pada euforia politik semata, melainkan memastikan bantuan kemanusiaan benar-benar menjangkau warga Gaza yang paling membutuhkan.
“Ini bukan hanya tentang politik, tetapi tentang nyawa manusia,” tegas Fletcher.
Langkah diplomatik ini menjadi sorotan global karena dinilai dapat membuka jalan baru menuju rekonsiliasi di Timur Tengah. Namun, banyak pihak menilai bahwa keberhasilan rencana tersebut sepenuhnya bergantung pada implementasi nyata serta komitmen semua pihak terhadap perdamaian yang berkelanjutan. (AK)

