PRADANAMEDIA / SLEMAN – Suasana penuh harapan menyelimuti Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BPPMT) Yogyakarta, Sabtu (27/9). Di tempat itu, Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi berdialog hangat dengan 78 kepala keluarga (KK) calon transmigran (catrans) yang tengah menjalani pelatihan sebelum diberangkatkan ke berbagai daerah tujuan.
Para catrans akan ditempatkan di Kabupaten Sidrap (Sulawesi Selatan), Kabupaten Poso (Sulawesi Tengah), Kabupaten Polewali Mandar (Sulawesi Barat), dan Kabupaten Halmahera Tengah (Maluku Utara). Mereka mengikuti pelatihan intensif sejak 27 September hingga 3 Oktober 2025, sebagai bekal hidup di tanah baru.
Menurut Viva Yoga, transmigrasi saat ini bukan lagi sekadar program pemindahan penduduk, melainkan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. “Antara Kementerian Transmigrasi dan para catrans memiliki tekad yang sama, yaitu menciptakan masyarakat sejahtera,” ujarnya dalam keterangan pers, Minggu (28/9).

Program transmigrasi, lanjutnya, juga terintegrasi dengan agenda reforma agraria karena transmigran akan memperoleh tanah, rumah, dan permukiman. Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan transmigrasi sangat ditentukan oleh kekuatan mental dan niat yang tulus.
“Meninggalkan kampung halaman memang berat. Tapi ingat pepatah, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Di manapun kita ditempatkan, itu tetap tanah Indonesia, rumah kita sendiri,” kata Viva Yoga.
Ia mengingatkan, banyak kasus di mana transmigran memutuskan kembali ke Jawa setelah tiga atau empat bulan karena tidak betah. Karena itu, komitmen dan kesungguhan sangat diperlukan. “Kami berharap Bapak-Ibu benar-benar sungguh-sungguh. Jangan ragu-ragu,” tegasnya.
Viva Yoga juga menekankan pentingnya koordinasi dengan pemerintah daerah maupun Kementerian Transmigrasi agar setiap tantangan dapat segera diatasi. Selama masa pembinaan satu tahun, para transmigran akan mendapat jaminan hidup (jadup) sekitar Rp 3,1 juta–Rp 3,3 juta, serta uang bekal Rp 25 juta saat diberangkatkan.
“Kementerian Transmigrasi selama satu tahun bertanggung jawab memberi pembinaan. Setelah itu, para transmigran diharapkan bisa mandiri, produktif, dan menjadikan lahan baru sebagai sumber kesejahteraan keluarga,” tandasnya. (RH)
