PRADANAMEDIA / PALANGKA RAYA – Pengamat Ekonomi Kalimantan Tengah (Kalteng), Fitria Husnatarina, yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR), mengungkapkan setidaknya ada dua faktor utama yang memengaruhi penurunan daya beli masyarakat saat ini.
Menurutnya, fenomena tersebut tidak hanya dipicu oleh satu variabel, melainkan kombinasi antara kondisi finansial dan perilaku konsumsi masyarakat.
“Faktor pertama yang paling signifikan adalah penurunan finansial masyarakat, baik dari sisi pendapatan maupun keuntungan usaha. Turunnya pendapatan jelas berdampak pada konsumsi. Kebutuhan pokok tetap dipenuhi, tetapi pengeluaran untuk kebutuhan sekunder dan tersier semakin dibatasi,” ujar Fitria.

Ia juga menyinggung pengaruh kebijakan fiskal, terutama kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Menurut Fitria, jika pendapatan masyarakat stagnan atau bahkan menurun, sementara harga barang naik akibat PPN, maka daya beli otomatis akan tertekan.
“Kalau pendapatan stabil, kenaikan PPN mungkin tidak terlalu terasa. Tapi dalam kondisi pendapatan menurun, kenaikan harga inilah yang menjadi pendorong turunnya daya beli,” tambahnya.
Meski begitu, Fitria melihat sisi positif dari kondisi ini. Ia menilai masyarakat mulai lebih bijak dalam mengelola keuangan, dengan cenderung menahan konsumsi untuk kebutuhan yang tidak mendesak.
“Ada indikasi, masyarakat memilih menyimpan uangnya sambil menunggu situasi ekonomi yang lebih stabil. Mereka lebih berhati-hati berbelanja, khususnya untuk barang sekunder dan tersier,” ungkapnya.
Fitria menilai, pola menahan diri ini bisa menjadi sinyal baik bagi literasi keuangan individu. “Ini menunjukkan adanya kesadaran baru bahwa uang harus dijaga. Masyarakat semakin selektif karena melihat dinamika ekonomi nasional,” pungkasnya.
Dengan demikian, penurunan daya beli masyarakat saat ini dapat dilihat dari dua sisi: penurunan pendapatan yang membatasi konsumsi, serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengelola keuangan secara lebih hati-hati dengan menekan pengeluaran non-esensial. (RH)
