Kalteng Provinsi dengan Jumlah Bandara Terbanyak di Indonesia, Ini Daftar dan Strateginya

INSFRASTRUKTUR LOKAL

Pradanamedia / Palangka Raya – Provinsi Kalimantan Tengah kini tercatat sebagai provinsi dengan jumlah bandara terbanyak di Indonesia, yaitu sembilan bandara yang tersebar di berbagai kabupaten/kota. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Kalteng, Yulindra Dedy, dalam kesempatan kegiatan doa kebangsaan lintas agama yang digelar di Istana Isen Mulang, Rumah Jabatan Gubernur. (2/9/2025).

Menurut Kadishub Kalteng, Yulindra Dedy, terdapat sembilan bandara yang menjadi tulang punggung transportasi udara di provinsi ini. Kesembilan bandara tersebut meliputi Bandara Tjilik Riwut (Palangka Raya), Bandara Iskandar (Pangkalan Bun), Bandara H. Asan (Sampit), Bandara H. Muhammad Sidik (Muara Teweh), Bandara Kuala Kurun (Gunung Mas), Bandara Kuala Pembuang (Seruyan), Bandara Tumbang Samba (Katingan), dan Bandara Sanggu (Buntok, Barito Selatan), serta satu bandara perintis lainnya sehingga total mencapai sembilan unit (Radar Kalteng).

Meski memiliki bandara terbanyak dibanding provinsi lain, Yulindra menekankan bahwa pengelolaan tidak bisa dilakukan sekaligus. Untuk itu, Pemprov Kalteng lebih dulu memfokuskan pengembangan pada Bandara Tjilik Riwut dan Bandara Iskandar sebagai pusat mobilitas dan pendorong pertumbuhan ekonomi.

Bandara Tjilik Riwut bahkan tengah diusulkan untuk naik status menjadi bandara internasional dengan rencana perpanjangan landasan pacu. Usulan ini sudah diajukan melalui Musrenbangnas agar bisa masuk dalam program prioritas nasional. Sementara itu, Bandara Iskandar tetap mendapat perhatian khusus karena memiliki intensitas arus penumpang dan kargo yang cukup tinggi.

Dampak terhadap Perekonomian dan Konektivitas

Keberadaan banyak bandara di Kalimantan Tengah menjadi keunggulan strategis yang dapat mendorong berbagai sektor. Dari sisi transportasi, bandara-bandara ini memperkuat konektivitas antardaerah, terutama dalam membuka akses udara menuju kawasan pedalaman maupun kota-kota besar di Indonesia.

Secara ekonomi, keberadaan bandara membuka ruang lebih luas bagi arus investasi, sekaligus mempercepat pertumbuhan wilayah dan pengembangan potensi daerah. Selain itu, posisi Kalteng semakin kokoh sebagai bagian dari jaringan transportasi nasional, dengan peluang besar untuk mendukung program strategis seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kawasan food estate.

Meski demikian, optimalisasi fungsi bandara dan peningkatan infrastruktur masih memerlukan tindak lanjut dari Kementerian Perhubungan serta koordinasi dengan BUMN pengelola bandara, agar potensi besar ini benar-benar bisa dimanfaatkan secara maksimal. (AK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *