Pradanamedia/Jakarta — Sebanyak 30 lembaga internasional menyatakan penolakannya terhadap usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Penolakan itu disampaikan dalam bentuk pernyataan bersama (joint statement) yang diserahkan oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
“Kami juga mendapat dukungan dari masyarakat internasional untuk menolak gelar pahlawan kepada Soeharto, berupa joint statement yang sudah ditandatangani oleh sedikitnya 30 lembaga internasional dan telah kami serahkan,” ujar Kepala Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, Jane Rosalina, usai bertemu dengan Mensos di Kantor Kementerian Sosial, Kamis (15/5/2025).
KontraS yang tergabung dalam Koalisi Gerakan Masyarakat Sipil Adili Soeharto (Gemas) juga menyerahkan tiga dokumen penolakan kepada Mensos. Dokumen-dokumen tersebut berisi argumentasi hukum, fakta sejarah, dan perspektif korban pelanggaran HAM yang terjadi selama masa pemerintahan Soeharto.
“Kami berharap pemerintah dapat mempertimbangkan suara masyarakat, termasuk penolakan dari korban dan keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu,” lanjut Jane.
Mensos: Semua Masukan Akan Dipertimbangkan
Menanggapi hal tersebut, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap semua masukan dari masyarakat dalam proses penetapan gelar pahlawan nasional. Ia menekankan bahwa keputusan akhir akan dikaji bersama oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) yang terdiri dari akademisi, sejarawan, dan tokoh masyarakat.
“Kementerian Sosial menerima semua masukan melalui mekanisme yang telah ditetapkan, mulai dari pemerintah daerah, dan diteruskan ke pusat. Kami akan mempertimbangkannya secara objektif,” ujar Saifullah.
Usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto sendiri berasal dari Kemensos dan TP2GP, dan menjadi bagian dari pengajuan tahun 2025.
Daftar Usulan Gelar Pahlawan Nasional Tahun Ini
Selain Soeharto, nama-nama lain yang juga diusulkan menerima gelar pahlawan nasional pada tahun ini antara lain:
- KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Jawa Timur
- Sansuri – Jawa Timur
- Idrus bin Salim Al-Jufri – Sulawesi Tengah
- Teuku Abdul Hamid Azwar – Aceh
- KH Abbas Abdul Jamil – Jawa Barat
Empat nama baru yang juga masuk dalam daftar usulan:
- Anak Agung Gede Anom Mudita – Bali
- Deman Tende – Sulawesi Barat
- Prof. Dr. Midian Sirait – Sumatera Utara
- KH Yusuf Hasim – Jawa Timur. (KN)
